Description:
Industri kecil berbahan baku pisang di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat setiap tahun. Produksi pisang di Kalimantan selatan pada tahun 2013 mencapai 26.284 ton. Perkembangan industri berbahan baku pisang ini mengakibatkan limbah kulit pisang bertambah banyak, sehingga diperlukan pengolahan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari kulit pisang tersebut. Kulit pisang mengandung pektin minimal 0,9% dari berat keringnya sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pektin. Pektin memiliki banyak manfaat diantaranya bahan pembantu industri pengolahan makanan, industri farmasi dan industri pengolahan karet. Pada penelitian ini dilakukan konversi kulit pisang menjadi pektin sebagai bahan pembantu dalam proses pengentalan karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut dan komposisi campuran kulit pisang kepok dan kulit pisang ambon terhadap yield pektin yang dihasilkan serta pengaruh konsentrasi pektin pada proses pengentalan karet. Penelitian ini dilakukan proses ekstraksi pektin berbahan baku campuran kulit pisang kepok dan kulit pisang ambon. Variasi campuran kulit pisang ditimbang sebanyak 50 gram dengan komposisi perbandingan pisang kepok dan ambon 3:1; 1:1 dan 1:3. Kemudian diekstraksi menggunakan pelarut HCl dengan variasi 0,25 N; 0,3 N dan 0,35 N. Hasil ekstraksi ditambahkan aseton dengan perbandingan 1:1 hingga terbentuk endapan pektin, kemudian disaring dan dioven pada suhu 40°C selama 8 jam. Pektin yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui kadar metoksil dan kadar galakturonat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield maksimum ekstraksi pektin adalah 67,38% yang didapat pada komposisi campuran kulit pisang kepok dan ambon 1:3 dengan konsentrasi HCl 0,35 N. Pektin yang dihasilkan bermetoksil rendah, yaitu 2,418%-3,224% dengan kadar galakturonat 67,584%-82,72%. Pektin hasil penelitian kemudian digunakan sebagai bahan pembantu dalam proses pengentalan karet. Dalam aplikasi proses pengentalan karet ini digunakan rasio berat pektin terhadap volume karet 1:5; 2:5; 3:5; 4:5 dan 5:5. Waktu pengentalan karet tercepat diperoleh pada komposisi campuran kulit pisang 1:3 dengan konsentrasi HCl 0,35 N yaitu 2 menit.