Description:
Perubahan iklim yang semakin ekstrim ditandai dengan kenaikan temperatur bumi dan ketidak-teraturan musim yang berdampak pada penurunan produktivitas sektor pertanian. Pada sisi yang lain, beban demografi terus bertambah sedangkan lahan pertanian semakin menyusut. Oleh karena itu pemanfaatan teknologi dalam sektor pertanian merupakan hal yang segera dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas bahan pangan. Paper ini mengusulkan suatu metode penghitungan kebutuhan air irigasi pada satu musim panen untuk tanaman kedelai yang dimodelkan dalam bentuk sistem kendali irigasi sehingga dapat menghemat penggunaan air irigasi. Model yang dikembangkan didasarkan pada persamaan Penman Monteith untuk menghitung evapotranspirasi referensi dengan menggunakan parameter temperatur, kelembaban, kecepatan
angin dan radiasi netto. Sebagai tahap awal, perhitungan kebutuhan air dilakukan secara manual untuk menentukan pengaruh setiap parameter masukan terhadap proses evapotranspirasi. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut akan digunakan untuk memvalidasi pemodelan sistem
kendali yang menggunakan Matlab-Simulink. Dengan menggunakan data hasil pengukuran cuaca selama 24 jam, model yang dikembangkan akan digunakan untuk mengestimasi kondisi evapotranspirasi lokasi yang akan digunakan sebagai pilot project budidaya tanaman kedelai sehingga dapat ditentukan kebutuhan air irigasinya pada satu musim panen. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada tempratur 22oC dan kelembaban 83%, evapotranspirasi menurun pada kenaikan kecepatan angin, sedangkan pada temperatur 39
kelembaban 45%, kecepatan angin mendorong terjadinya proses evapotranspirasi. Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa proses evapotranspirasi maksimum terjadi pada siang hari antara pukul 13.00 s/d 14.00 WIB pada harga 2,2 mm/jam dan evapotranspirasi minimum terjadi pada pukul 00.00 s/d 01.00 pada harga 0,1 mm/jam.
Kata Kunci: PENMAN MONTEITH, EVAPOTRANSPIRASI, BUDIDAYA TANAMAN, KEDELAI, RADIASI NETTO.