Description:
Mandatori biodiesel oleh kementrian ESDM sebesar 15% pada tahun 2015 memaksa pabrik kendaraan menyiapkan engine yang cocok buat biodisel. Penggunaan biodiesel dengan prosentase besar (> 15%) sangatlah beresiko, khususnya pembentukan deposit di ruang bakar mesin diesel.
Pembentukan deposit pada injektor selain ditentukan oleh faktor jenis bahan bakar juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, antara lain suhu ruang bakar, suhu impingement area dan juga pola penyemprotan bahan bakar. Untuk mengetahui karakter pembentukan deposit pada ruang bakar dapat didekati dengan model paling sederhana yaitu model tetesan (Yusmady). Potensi pembentukan deposit dari bahan bakar biodiesel dikaji dengan melakukan proses deposisi dan evaporasi bahan bakar pada plat panas stainless steel (SS). Variasi aditif antioksidan dan bahan baku biodiesel dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan terhadap pembentukan deposit. Riset awal dengan menggunakan Antioksidan PG, BHA dan BHT, sedangkan bahan baku biodiesel yang divariasikan adalah biodiesel sawit dan biodiesel jarak. Karakterisasi deposit pada plat dilakukan dengan menggunakan FTIR, hasil FTIR deposit biodiesel sawit menunjukkan adanya kemiripan gugus fungsi bila dibandingkan dengan deposit yang terbentuk pada injektor dari data referensi. Biodiesel sawit yang memiliki ikatan tidak jenuh dan angka asam lebih kecil menghasilkan deposit yang jauh lebih
sedikit bila dibandingkan dengan biodiesel jarak dengan ikatan tak jenuh dan angka asam yang tinggi. Akan tetapi riset awal tersebut tidak mampu membedakan pertumbuhan deposit berbagai additive yang digunakan dalam bahan bakar. Secara stuktur morphology deposit tidak cukup baik apabila dibandingkan dengan deposit yang dihasilkan oleh uji engine. Beberapa tahapan dan kondisi riil tidak
terakomodasi pada test rig tetesan model yusmady. Penggunaan test yang lebih mirip dengan kondisi
ruang bakar mulai saat tetesan keluar dari jarum, penempelan precursor sampai oksidasi lanjut deposit
pada plat panas sangat diperlukan untuk menjelaskan tahapan pembentukan deposit lebih presisi. Penggunaan suhu ruang yang sesuai dengan kondisi riil bahan bakar masuk ke engine menjadi point krusial pada morphology deposit. Suhu ruang yang panas dan suhu plat empingement yang cenderung lebih rendah dari suhu ruang akan membuat tetesan bahan bakar teroksidasi terlebih dahulu sebelum
menempel ke dinding piston dan area ruang bakar. Struktur morphology dan komposisi deposit dari test rig ini lebih mirip dengan test engine.
Kata kunci: biodiesel, deposit, test rig, morphology, antioksidan