Description:
Bingka merupakan kuekuliner local khas Kalimantan Selatan. Bingka memiliki berbagai jenis antara lain yang disajikan kering dalam arti antanpasirop yang berasa manis, tetapi ada juga yang dilengkapi dengan sirop manis berwarna kuning yang disebut dengan ‘bingka barandam’. Dalam penelitian yang mengarah pada pengembangan kuliner local berkualitas, dikembangkan bingka barandam dengan menerapkan Pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 23/Men.Kes/SK/1978. Tujuan dari penelitian pada tahap ini adalah menganalisa respon konsumen terhadap produk yang dikembangkan dengan cara tradisonal yang saat ini berkembang dengan penerapan CPMB dengan memperhatikan acuan global yaitu standar ASEAN. Metode yang diterapkan dimulai dari pemilihan dan pengadaan bahan baku, bahan substitusi, bahan tambahan, pengolahan bahan, bahan pengemas, mutu produk akhir, keterangan produk. Selain itu diterapkan ISO 22000 : 2009 terkait system manajemen keamanan pangan, khususnya bilamana dilakukan pengelola kuliner di daerah wisata. Untuk kuliner bingka berandam, bahan mentah yang digunakan merupakan tepung terigu dan tepung substitusi potensi lahan rawa Kalimantan yaitu tepung kalakai untuk enrichment zat besi, bahan pewarna kuning diambil dari ekstra kalamibuah ‘bilung kabatu’ (khas Kalsel) kaya β-karotendan vitamin A serta mengandung gula alami disertai penambahan flovour alami dari daun pandan. Uji organoleptic dan uji preferensi konsumen merupakan metode yang diterapkan serta analisis data secara metode statistic. Hasil penelitian menunjukkan produk Agrotechnopreneurship yang dihasilkan berupa ‘bingka berandam inovatif’ menurut hasil uji preferensi konsumen memberikan hasil yang signifikan antara sebelum penerapan CPMB dan setelah diterapkan CPMB dan memperhatikan criteria Standar Pelayanan Makanan dan Minuman ASEAN, scoring hasil uji preferensi konsumen berada pada 6,3-7 (diatas rata-rata suka dan sangat menyukai). Hal ini berdampak pada kemajuan ekonomi masyarakat khususnya dalam hal penguatan agrotechnopreneurship menuju agroindustri yang tangguh pada pasar global.