Description:
Abstrak- Pisang merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yang diproduksi dengan
berlimpah. Kulit pisang memiliki nilai ekonomis yang rendah karena tidak digunakan dan dibuang begitu
saja sehingga menjadi limbah. Kandungan yang terdapat dalam kulit pisang diantaranya vitamin (B dan
C), air, protein, karbohidrat, lemak, kalium, zat besi dan lignoselulosa yang cukup tinggi dan dapat
didegradasi menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu glukosa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan
dasar bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis kulit pisang, konsentrasi
NaOH dan massa kulit pisang terhadap produk bioetanol yang menggunakan ragi tape. Kulit pisang
yang digunakan adalah kulit pisang ambon, awa, kapas, mauli, talas dan susu. Metode yang digunakan
pada penelitian adalah pretreatment menggunakan H2SO4 1% dan NaOH (4-14%), hidrolisis enzimatik
menggunakan enzim selulase serta larutan buffer dan fermentasi menggunakan ragi tape dan nutrient.
Larutan bioetanol hasil fermentasi disaring dan diambil cairannya yang kemudian dianalisa dengan alat
Gas Chromatograph. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kadar bioetanol tertinggi yang dihasilkan
pada jenis kulit pisang yaitu kulit pisang mauli sebesar 0,053% dan yang terendah pada pisang ambon
sebesar 0,00021%. Kadar bioetanol tertinggi dihasilkan pada pisang talas dengan konsentrasi NaOH
14% sebesar 0,133% dan yang terendah pada NaOH 4% sebesar 0,029%. Kadar bioetanol tertinggi
dihasilkan pada pisang talas dengan massa kulit pisang 30 g sebesar 0,305% dan yang terendah pada
massa kulit pisang 2 gr sebesar 0,029%. Dapat dilihat bahwa semakin tinggi kadar karbohidrat yang
terdapat pada kulit pisang maka semakin tinggi juga kadar bioetanol yang didapat.
Kata kunci : bioetanol, fermentasi, hidrolisis enzimatik, kulit pisang
Abstrack- Banana is the one of main consumption that produced so much in Indonesia. Banana’s peel
has a low economic value because it is not used and usually just thrown away and then its can becomes to
waste. Compositions of banana’s peel are B & C vitamins, water, protein, carbohydrates, fat, potassium,
iron and lignocellulose is high and can be degraded into simpler forms that is glucose can be used as the
basic material of bioethanol. Purpose of this experiment are to understanding the influence of the
banana’s peel, the mass concentration of NaOH and then mass of banana’s peel toward bioethanol
products with used yeast. Banana’s peel which used in the experiment were ambon, awa, kapas, mauli,
talas and susu. The methods were used in this experiment was pretreatment 1% of H2SO4 and NaOH (4-
14%), hydrolysis of enzimatic used a cellulase enzyme and buffer solution and also fermented used yeast
and nutrient. Then bioethanol was filtered and taken to analyzed by Gas Chromatograph. The results of
this experiment can concluded that the highest levels of bioethanol produced in banana’s peel is mauli
which produced bioethanol at a concentration of 0.053% and the lowest in ambon at a concentration of
0.00021%. The highest levels of bioethanol produced in talas at treatment with NaOH 14% was 0.133%
and the lowest at NaOH 4 % at 0.029%. The highest levels of bioethanol produced on 30 gram of mass of
talas’s peel was 0.305% and the lowest on 2 gram of mass of talas’s peel was 0.029%. It can be seen that
the higher concentrations or levels of bioethanol also toward the carbohydrate concentrations of
banana’s peel.
Keywords: bioethanol, fermentation, hydrolysis of enzymatic, banana’s peel