Description:
Udara di ruang mobil tertutup kaca, panas jika disinari oleh intensitas radiasi panas mata hari, karena energi panas yang masuk melewati kaca-kaca mobil secara radiasi ke ruangan dalam mobil. Panas mata hari yang masuk melalui kaca mobil, waktu melewati kaca berubah dari panjang gelombang yang pendek menjadi panjang gelombang panjang yang panjang, sehingga tidak dapat teradiasi lagi keluar. Maka panasnya tersebut tetap terkurung di ruang mobil yang mengakibatkan temperatur ruangan di dalam mobil meningkat melebihi temperatur kenyamanan termal bagi manusia. Untuk mencapai temperatur ruangan mobil yang kenyamanan termal, temperature udara di ruangan mobil perlu pendinginan dengan menggunakan pendinginan udara (AC). Tetapi jika enerji intensitas radiasi matahari yang menyinari kaca terlalu besar akan menyebabkan daya AC mobil terlampau besar. Hal ini akan menyebabkan pengunaan energi bahan bakar mobil terlalu boros. Untuk memperkecil daya AC mobil hanya dapat dilakukan dengan memperkecil masuknya energi intensitas radiasi mata hari melalui kaca ke ruangan dalam mobil. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menghambat tingkat kebeningan kaca dinding mobil. Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian tentang tingkat kemampuan dinding kaca dalam mentrasfer intensitas cahaya melewati dinding kaca. Hambatan tingkat kebeningan yang diuji adalah kebeningan kaca 100 %, kaca dengan hambatan 40%, hambatan 60% dan kaca dengan hambatan 80%. Dari hasil diperoleh dari pengujian bahwa tingkatan hambatan kaca 60% merupakan kaca yang bagus untuk mengindari radiasi matahari yang masuk keruang mobil. Hambatan kaca 80% bagus untuk memperkecil radiasi ke dalam ruangan, tetapi konduktivitas kaca terlampau besar yang menyebabkan panas yang masuk ke ruang mobil sangat besar secara perpindahan panas modul konduksi.
Kata kunci: intensitas mata hari, kaca mobil, kenyamanan termal, hambatan kaca dan pendinginan udara