Description:
Orang Banjar menurut beberapa tulisan dikenal sebagai pedagang. Menurut Potter, dimanapun orang Banjar berada selalu menampilkan diri sebagai orang yang peka terhadap kesempatan dan terhadap resiko yang terjadi.
Salah satu hal yang membentuk kultur dagang di kalangan orang Banjar adalah letak wilayah konsentrasi orang Banjar berada di daerah pesisir. Struktur wilayah yang demikian memungkinkan orang Banjar menjadi masyarakat yang kosmopolit, sebagaimana yang terjadi pada masyarakat Aceh, Makassar, Riau dan Palembang. Kebudayaan pesisir yang kemudian melekat pada masyarakat Banjar telah menjadi kekuatan penting yang mengubah kehidupan masyarakat ke arah kemajuan. Orientasi terhadap dunia luar yang tinggi, keterbukaan dan jaringan yang luas telah membawa masyarakat Banjar pada kehidupan ekonomi perdagangan yang semakin luas.
Kemampuan orang Banjar bertahan dalam ekonomi komersial selain didukung oleh kondisi geografis yang berada di wilayah pesisir, juga dilatari oleh sejarah politik dan sosial budaya masyarakat Banjar yang mengitarinya. Sejak berpuluh-puluh tahun lamanya kehidupan ekonomi perdagangan orang Banjar telah mengalami dinamika yang menarik. Orang Banjar dalam sejarah politiknya terbukti juga telah mampu bertahan dan dapat melalui dengan cukup mulus masa-masa sulit di era kolonial. Hal ini juga diakui oleh Abdullah, menurutnya orang Banjar bersama-sama dengan orang Minangkabau dan Aceh, merupakan kelompok yang relatif lebih mampu beradaftasi dalam kehidupan ekonomi yang didominasi oleh sistem kolonial .
Tulisan berikut ini akan mencoba menelusuri lebih jauh dinamika ekonomi perdagangan orang Banjar yang membawanya menjadi salah satu kelompok masyarakat yang dilekatkan dengan kegiatan perdagangan.