Abstract:
Siregar (2019) menemukan bahwa preferensi konsumen pasar retail di Kota
Banjarmasin, pasar tradisional masih memegang peranan cukup besar sebagai
tempat belanja masyarakat. Proporsi konsumen yang berbelanja di pasar tradisional
masih cukup besar yaitu sekitar 83% dari berbagai tempat belanja (Siregar, 2019).
Nampak bahwa pasar tradisonal masih berperan secara dominan sebagai pusat
perdagangan eceran (ritel) akan semakin berkurang dengan semakin meningkatnya
peranan pasar ritel modern dan perdagangan daring (on line).
Dari berbagai hasil kajian, nampak peranan pasar tradsional semakin tergerus oleh
peranan pasar modern, seperti supermarket, minimarket dan perdagangan daring
(online). Survei dari AC Nielsen pada tahun 2013 menunjukan terjadinya
penurunan peranan pasar rakyat dengan minus 8.1% dari tahun 2009-2011
(Kompas, 2014).
Memang jika melihat gambaran tersebut, nampak masih besar konsumen yang
berbelanja di pasar tradisional. Namun, peranan jaringan minimarket waralaba
nasional sebagai tempat belanja masyarakat sudah cukup besar, yaitu masing-
masing 59% dan 55% konsumen berbelanja di mini market Alfa Mart dan Indomaret (Siregar, 2019).
Dari hasil kajian Tim, kondisi fisik pasar banyak yang rusak dan sudah tidak ada
pedagang sehingga tidak ada pendapatan retribusi. Sedangkan dari sisi keuangan,
retribusi yang dikumpulkan cukup memberikan hasil, namun bila dilihat secara
kelembagaan, biaya lembaga (pengeluaran untuk gaji pegawai dan biaya lainnya
perkantoran) untuk mengumpulkan retribusi tidak sepadan dengan retribusi yang
dihasilkan. Apalagi jika dibandingkan jumlah dan nilai asset yang dikelola dengan
hasil retribusi yang ada, maka nilainya relatif kecil. Dengan penghasilan retribusi
rata-rata dalam 3 tahun terakhir yang hanya Rp3,9 milyar per tahun, maka jumlah
ini sangat kecil dibandingkan dengan belanja dari APBD untuk Bagian Pasar yang
mencapai Rp14 milyar termasuk belanja modal. Atau sekitar sekitar Rp3 milyar
belanja barang dan jasa (termasuk gaji pegawai). Sementara asset dalam bentuk
bangunan pasar dengan nilai historis diperkirakan Rp44 milyar.