Repo Dosen ULM

Kajian Studi Kelayakan BUMD Pasar Banjarmasin

Show simple item record

dc.contributor.author Muzdalifah, Muzdalifah
dc.contributor.author imansyah, handry
dc.contributor.author Muttaqin, Hidayatullah
dc.contributor.author Hudaya, Muhammad
dc.contributor.author Anward, Ryan
dc.contributor.author Siregar, Syahrituah
dc.contributor.author Nuryadin, Rusmin
dc.date.accessioned 2023-06-09T00:00:54Z
dc.date.available 2023-06-09T00:00:54Z
dc.date.issued 2019-11
dc.identifier.uri https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/32386
dc.description.abstract Siregar (2019) menemukan bahwa preferensi konsumen pasar retail di Kota Banjarmasin, pasar tradisional masih memegang peranan cukup besar sebagai tempat belanja masyarakat. Proporsi konsumen yang berbelanja di pasar tradisional masih cukup besar yaitu sekitar 83% dari berbagai tempat belanja (Siregar, 2019). Nampak bahwa pasar tradisonal masih berperan secara dominan sebagai pusat perdagangan eceran (ritel) akan semakin berkurang dengan semakin meningkatnya peranan pasar ritel modern dan perdagangan daring (on line). Dari berbagai hasil kajian, nampak peranan pasar tradsional semakin tergerus oleh peranan pasar modern, seperti supermarket, minimarket dan perdagangan daring (online). Survei dari AC Nielsen pada tahun 2013 menunjukan terjadinya penurunan peranan pasar rakyat dengan minus 8.1% dari tahun 2009-2011 (Kompas, 2014). Memang jika melihat gambaran tersebut, nampak masih besar konsumen yang berbelanja di pasar tradisional. Namun, peranan jaringan minimarket waralaba nasional sebagai tempat belanja masyarakat sudah cukup besar, yaitu masing- masing 59% dan 55% konsumen berbelanja di mini market Alfa Mart dan Indomaret (Siregar, 2019). Dari hasil kajian Tim, kondisi fisik pasar banyak yang rusak dan sudah tidak ada pedagang sehingga tidak ada pendapatan retribusi. Sedangkan dari sisi keuangan, retribusi yang dikumpulkan cukup memberikan hasil, namun bila dilihat secara kelembagaan, biaya lembaga (pengeluaran untuk gaji pegawai dan biaya lainnya perkantoran) untuk mengumpulkan retribusi tidak sepadan dengan retribusi yang dihasilkan. Apalagi jika dibandingkan jumlah dan nilai asset yang dikelola dengan hasil retribusi yang ada, maka nilainya relatif kecil. Dengan penghasilan retribusi rata-rata dalam 3 tahun terakhir yang hanya Rp3,9 milyar per tahun, maka jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan belanja dari APBD untuk Bagian Pasar yang mencapai Rp14 milyar termasuk belanja modal. Atau sekitar sekitar Rp3 milyar belanja barang dan jasa (termasuk gaji pegawai). Sementara asset dalam bentuk bangunan pasar dengan nilai historis diperkirakan Rp44 milyar. en_US
dc.description.sponsorship PemKo Banjarmasin en_US
dc.language.iso other en_US
dc.subject Kelayakan, Perusahaan Daerah, Kota Banjarmasin, Ekonomi, Finansial en_US
dc.title Kajian Studi Kelayakan BUMD Pasar Banjarmasin en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account