Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Mengetahui kondisi indikator makro
sosial-ekonomi yang telah dicapai selama kurun waktu 5 tahun sejak 2016 hingga
2021. 2). Mengembangkan perangkat kalkulator perhitungan indikator makro
sosial-ekonomi yang dapat digunakan secara cepat dan mudah tetapi valid dan
reliabel sesuai dengan ketersediaan dukungan data yang bersesuaian dengan dasar
asumsi perhitungan indikatornya. 3). Melakukan analisis tingkat prioritas atau
Analytical Hierarchy Process (AHP) sektor pemberi kontribusi terhadap
perkembangan ekonomi daerah di Kabupaten Tabalong. 4). Melakukan telaah
kesesuaian hasil AHP dengan prioritas yang tersusun dalam RPJMD daerah untuk
memastikan kesejajaran tentang penentuan program dan arah kebijakan yang relevan
dengan prioritas pembangunan yang mendukung kemajuan perekonomian daerah
Kabupaten Tabalong. 5). Melakukan prediksi capaian kemajuan perkembangan
kondisi indikator makro sosial-ekonomi selama 5 tahun ke depan dari tahun dasar
2022 hingga 2026, yang mencakup indikator-indikator yang menjadi sumber resultan
dari terbentuknya pertumbuhan dan perkembangan indikator makro sosial-ekonomi
yang berdampak pada pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). 6).
Membuat rekomendasi pilihan strategi dan kebijakan yang ditempuh pemerintah
daerah Kabupaten Tabalong untuk mencapai kinerja pembangunan terutama indikator
makro sosial-ekonomi pembangunan daerah Kabupaten Tabalong. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini guna mendukung penelitian meliputi: Indek
Pembangunan Manusia, kemiskinan dan kesenjangan, pertumbuhan ekonomi dan
pengangguran.
Jenis metodologi penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, kualitatif, dan
pengembangan. Jenis dan sumber data meliputi; primer dan sekunder. primer yakni
hasil wawancara dan diskusi yang bersumber dari dengan pemangku kebijakan untuk
penyusunan kebijakan daerah Kabupaten Tabalong terkait indikator makro sosial
ekonomi dan sekunder yang masuk dalam kategori Data panel (pooling data), yakni
data gabungan antara data time-series dan cross sectional terkait indikator makro
sosial ekonomi Kabupaten Tabalong. Teknik pengumpulan data melalui studi
dokumentasi untuk data sekunder dan Diskusi Kelompok Terpumpun untuk data
primer sebagaimana diuraikan sebelumnya.
Hasil penelitian menggambarkan dari analisis ekonomi wilayah Ada skenario
yang dianalisis dalam kajian kebijakan ini, skenario pertama menggunakan data
historis 5 tahun dari data awal tersedia periode (2010-2014), skenario kedua
menggunakan data historis 5 tahun terakhir periode (2017-2021), skenario ketiga
menggunakan data historis 5 tahun terakhir sebelum Pandemi C 19 periode
(2015-2019). Inflasi bulanan di Kota Tanjung relatif memiliki pola yang sama dan
berulang secara musiman, dengan trend yang positif. Pola inflasi tahun 2021 di Kota
Tanjung cenderung tinggi di bulan Februari, Juni, dan, November. Namun kondisi di
bulan April, Juli, Agustus, dan September terjadi deflasi. IPM pendidikan mempunyai
skenario pencapaian target tahun 2022 dan 2023 diperlukan beberapa langkah
strategis yang fokus untuk mencapainya. Simulasi pencapaian target IPM dari
komponen RLS dan HLS dapat diskenariokan menjadi 4(empat) pilihan yakni
skenario (1)jika indeks kesehatan (AHH) dan kesejahteraan (PP) konstan dengan
sumberdaya dan dana diarahkan khusus untuk memacu RLS, dan sementara HLS
konstan; skenario (2) jika hal yang sama (1) tetapi yang dipacu HLS, dan sementara
RLS konstan; skenario (3) jika hal yang sama (1) tetapi yang dipacu RLS dan HLS
dengan komposisi yang mampu menunjang capaian target IPM; dan skenario (4) jika
semua komponen penentu IPM baik indeks kesehatan, kesejahteraan, maupun
pendidikan secara proporsional berimbang sesuai determinan dari masing-masing.
Sedangkan komponen kesejahteraan tidak ditetapkan secara eksplisit, ada 5 skenario
yang ditawarkan dalam policy brief ini yang terkait dengan Pencapaian target IPM
dari komponen Kesejahteraan. Skenario 1 semua komponen pembentuk IPM
disamakan dengan target dalam RPJMD Perubahan, dan hasilnya Pengeluaran
Perkapita Disesuaikan (PPPk) lebih rendah dari yang sudah tercapai di tahun 2020
dan 2021, namun target pada komponen pendidikan cukup berat untuk direalisasi.
Skenario 2 beban komponen PPPk sudah mulai terasa berat, ketika semua alokasi
sumber daya dioptimalkan pada komponen PPPk sedangkan komponen lainnya tetap
sama dengan capaian tahun 2021, maka kenaikan PPPk pada tahun 2022 harus
sebesar Rp.1.250.000,-/tahun. Skenario 3 beban komponen PPPk saat komponen RLS
disesuaikan dengan kondisi riil dan komponen lainnya tetap sama dengan capaian
tahun 2021, maka kenaikan PPPk tahun 2022 sebesar Rp. 1.220.000,-/tahun. Skenario
4 beban komponen PPPk saat komponen RLS dan HLS disesuaikan dengan kondisi
riil dan komponen lainnya tetap sama dengan capaian tahun 2021, maka kenaikan
PPPk tahun 2022 sebesar Rp. 1.170.000,-/tahun. Skenario 5 alokasi sumber daya
pada semua komponen PPPk, RLS, HLS, dan AHH, maka kenaikan PPPk tahun
2022 sebesar Rp.850.000,-/tahun, hal ini menunjukkan bahwa dengan mengubah
komposisi capaian indikator pembentuk IPM beban setiap OPD akan lebih ringan
mengingat semua OPD bergerak secara bersama-sama untuk mewujudkan pencapaian
IPM tersebut.
Kesenjangan dan kemiskinan peneliti menerapkan dua skenario realisasi target
Tingkat kemiskinan. Skenario pertama, diprediksikan tingkat kemiskinan sesuai
dengan target RPJMD maka tahun 2022 dengan tingkat kemiskinan 5,65%, jumlah
penduduk miskin sebanyak 14.847 jiwa, tahun 2023 tingkat kemiskinan 5,60%,
penduduk miskin menjadi 14.896 jiwa dan tahun 2024 tingkat kemiskinan 5,35%,
penduduk miskin menjadi 14.413 jiwa. Skenario kedua, diprediksikan berdasarkan
data historis 2011-2021 maka jumlah penduduk miskin tahun 2022 sebanyak 15.855
jiwa dengan tingkat kemiskinan 6,04%. tahun 2023 sebanyak 16.021 jiwa dengan
tingkat kemiskinan 6,02%, dan tahun 2024 sebanyak 16.185 jiwa dengan tingkat
kemiskinan 6,01%. Gini ratio tahun 2022 sebesar 0,303, tahun 2023 sebesar 0,301,
2024 sebesar 0,299. Simulasi kalkulator IPM yang disesuaikan dengan target RPJMD
menunjukkan AHH yang lebih tinggi yang harus dicapai dibandingkan dengan data
proyeksi/target RPJMD, atau menyesuaikan dengan target RPJMD tapi indeks
Pendidikan dan indeks kesejahteraan harus meningkat pesat. Perlu upaya yang lebih
besar untuk meningkatkan AHH. Upaya untuk meningkatkan AHH adalah dengan
memperhatikan fasilitas Kesehatan, SDM Kesehatan, program Kesehatan (program
ibu dan anak, remaja, SPM, dan stunting), dan penganggaran untuk bidang
Kesehatan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tabalong Berdasarkan basis data
2001-2021, proyeksi model linear aplikasi “Kalkulator Simulasi Pertumbuhan
Ekonomi Jangka Panjang Kabupaten Tabalong 2022” menunjukkan tren
perekonomian Kabupaten Tabalong akan melambat dan kemudian terkontraksi dalam
satu dekade terakhir. Rerata Pertumbuhan Ekonomi dalam periode 2022-2045 sebesar
0,03% per tahun sedangkan berdasarkan kalkulasi Compound Annual Growth Rate
(CAGR) mencapai 0,02%. Potensi terjadinya skenario ini harus diwaspadai dan
dicegah. Bila terwujud, Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
(tahun dasar 2010) selama 25 tahun ke depan dari 2020 hanya bertambah sebesar
Rp0,56 trilyun sehingga di akhir periode proyeksi 2045 nilainya menjadi Rp15,04
trilyun. Skenario ini dapat terjadi dengan asumsi Kabupaten Tabalong masih
bergantung pada sektor primer dan tidak ada sektor sekunder dan tersier yang maju
dan dominan. Dalam tingkat pengangguran terbuka Simulasi menghitung jumlah
lapangan kerja baru untuk mencapai target TPT RPJMD Kabupaten Tabalong
3,00-4,00% diperlukan dengan menggunakan asumsi jumlah Angkatan Kerja hasil
proyeksi model ETS dan Linear. Simulasi berdasarkan skenario proyeksi model ETS
dengan target TPT paling optimis 3,00%, dibutuhkan penambahan lapangan kerja
baru sebanyak 1.037 pada tahun 2022, 2.002 tahun 2023 dan 4.029 tahun 2024.
Sedangkan jika menggunakaan skenario proyeksi model Linear jumlah tambahan
lapangan kerja baru yang diperlukan sekitar 2.083 pada tahun 2022 serta 1.676 untuk
tahun 2023 dan 2024.