Abstract:
Lahan termasuk sumber daya yang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga dalam
pengelolaannya harus digunakan secara baik sesuai kemampuannya agar tidak menurunkan produktivitas
lahan. Penggunaan lahan sering tidak diperhatikan kelestariannya terutama pada lahan-lahan yang
mempunyai keterbatasan fisik maupun kimia. Apabila kondisi ini berlangsung terus menerus
dikhawatirkan akan terjadi lahan kritis yang mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan
produktivitas tanah. Lahan kritis didefinisikan sebagai lahan yang mengalami proses kerusakan fisik, kimia
dan biologi karena tidak sesuai penggunaan dan kemampuannya, yang akhirnya membahayakan fungsi
hidrologis, orologis, produksi pertanian, permukiman, dan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kekritisan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tabunio
dan menentukan daerah lahan kritis di DAS Tabunio. Metode yang digunakan dalam analisis spasial lahan
kritis adalah metode skoring. Analisis spasial lahan kritis dilakukan dengan menumpangsusunkan
(Overlay) beberapa parameter penentu lahan kritis seperti Peta Kemiringan Lereng, Peta Penutupan Tajuk,
Peta Tingkat Bahaya Erosi dan Peta Manajemen Lahan untuk memperoleh total skor dari masing-masing
unit lahan dan hasil berupa peta lahan kritis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil
analisis menunjukkan DAS Tabunio memiliki lima kategori tingkat kekritisan lahan yaitu lahan yang
termasuk kriteria Sangat Kritis seluas 71,68 ha atau 0,11%, Kritis seluas 1.320,60 ha atau 2,11%, Agak
Kritis seluas 8.090,73 atau 12,93%, Potensial Kritis seluas 30.657,21 ha atau 49,01% dan Tidak Kritis
seluas 22.418,34 ha atau 35,84% sedangkan luas Lahan Kritis di DAS Tabunio yaitu seluas 1.392,26 ha atau
2,22% dimana hasil tersebut penjumlahan dari tiga kawasan yaitu kawasan hutan lindung seluas 836,08
ha, kawasan budidaya pertanian seluas 355,33 ha dan kawasan hutan lindung di luar kawasan hutan seluas
200,85 ha.