Abstract:
Perubahan iklim ber dampak nyata pada hasil, pergeseran musim, pola tanam perkebunan jeruk siam banjar (Citrus suhuensis) pada lahan pasang surut. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pola tanam sistem surjan dan iklim ekstrem, sebagai upaya adapatasi terhadap perubahan iklim. Penelitian dilaksanakan di Batola tahun 2020 dengan metode survei tertulis dan oral. Data digali dari petani jeruk dan lembaga terkait. Responden terdiri atas 45 pria dan 45 wanita. Di setiap kecamatan disurvei 2 desa menurut tipe lahan pasang surut, yaitu Kecamatan Marabahan (SP1 dan SP2) tipe C, Kecamatan Mandastana (Karang Indah dan Karang Bunga) tipe B, dan Kecamatan Cerbon (Simpang Nungki dan Sungai Kambat) tipe A. Hasilnya menunjukkan bahwa peluang El-Niño sekitar 16,722.7%, sedangkan La-Niña mencapai 40%. Jadi, total kejadian ekstrem sebesar 67,8% La-Niña berdampingan El-Niño sebanyak 15 kali dan umumnya El-Niño mendahului La-Niña sekitar 40%. Total kejadian ekstrem mencapai 62,7%. Produktivitas jeruk pengamatan tahun 20152019 adalah 1,274 ton/ha dan saat El-Niño hasil menurun 0,05 ton/ha. Tanaman rusak akibat El-Niño tahun 20152016 adalah 2% dari luasan 6.825,03 ha. Lebih dari 90% petani saat kejadian ekstrem menerapkan pola jeruk-padi lokal-padi unggul pada tabukan dan jeruk-sayur pada guludan. Pola tanam di lahan rawa pasang surut tersebut menunjukkan tingkat ketahanan tinggi terhadap perubahan iklim karena pola itu tidak banyak berubah selama puluhan tahun baik pada kondisi iklim normal, kering, maupun basah.