Abstract:
Daya dukung tanah yang rendah merupakan akibat yang ditimbulkan oleh
tanah yang memiliki tahanan geser yang rendah. Hal ini karena tahanan geser merupakan
unsur utama daya dukung tanah. Tahanan geser yang rendah selalu dimiliki oleh
kondisi tanah dengan konsistensi sangat lunak sampai lunak. Upaya untuk
meningkatkan tahanan geser tanah lunak yang rendah dapat dilakukan antara lain
melalui metode perkuatan tanah. Metode perkuatan tanah bertujuan untuk menambah
kekuatan tanah agar lebih mampu mendukung beban yang bekerja padanya. Saat ini
tersedia beragam metode perkuatan tanah dengan teknologi yang memadai dan metode
tersebut telah berkembang dengan baik. Namun perlu dijadikan perhatian bahwa suatu
metode perkuatan tanah tertentu belum tentu cocok untuk jenis tanah yang lain,
apalagi bila ada permasalahan spesifik yang ditimbulkan oleh tanah tersebut.Salah satu
metode perkuatan tanah yang efektif untuk mengatasi kelongsoran jalan dan stabilitas
lereng adalah dengan menggunakan perkuatan tiang-tiang vertikal yang berperilaku
seperti sistem cerucuk. Cerucuk memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan turap
dalam mengatasi overall stability. Alasannya berdasarkan pada kemampuan cerucuk
yang dapat menghambat pergeseran tanah pada bidang longsornya. Cerucuk dapat
dipancang sampai melewati asumsi bidang keruntuhan sirkuler yang terdalam. Pada
perencanaan turap, bidang keruntuhan sirkuler yang terdalam tersebut tidak
diperlukan.Untuk menunjang perhitungan konstruksi cerucuk yang mendekati kondisi
yang ada di lapangan sangat dibutuhkan teori yang relevan mengenai cerucuk.
Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa apabila overall stability lebih
menentukan dalam perhitungan stabilitas turap dan penjangkarnya, maka asumsi
perhitungan yang lebih mendekati kondisi sebenarnya di lapangan adalah asumsi
konstruksi cerucuk. Asumsi cerucuk didasarkan pada kemampuan turap atau tiang
berfungsi serupa cerucuk, yang dapat memberikan perlawanan tambahan terhadap
geser pada saat akan terjadinya pergeseran keruntuhan menurut asumsi kelongsoran
berbentuk lingkaran (circular sliding plane). Hal ini apabila panjang turap melebihi asumsi
bidang kelongsorannya.Hasil kajian juga menunjukkan bahwa tahanan geser tanah pada
stabilitas lereng yang diperkuat dengan cerucuk selain dipengaruhi oleh parameter
momen maksimum yang bekerja pada cerucuk (Mmaks), koefisien momen (Fm), dan
faktor kekakuan cerucuk (T), juga dipengaruhi oleh : a) panjang tancap cerucuk, b) jarak
atau spasi antar cerucuk, c) jumlah cerucuk dan faktor efisiensi, d) diameter cerucuk,
e) posisi tancap cerucuk, f) pola pemasangan cerucuk, dan g) jenis tanah.Selain itu
hasil kajian juga menunjukkan bahwa panjang tancap cerucuk mempengaruhi
peningkatan kuat geser tanah, dimana semakin panjang batang cerucuk yang ditancap
dibawah bidang kelongsoran maka semakin meningkat pula kuat geser tanah yang
dihasilkan. Pada spasi cerucuk sebesar 3D dan 5D yang digunakan, kuat geser tanah
menjadi meningkat. Tahanan geser tanah mengalami penurunan disaat spasi cerucuk
yang digunakan semakin besar, dalam hal ini spasi cerucuk yang digunakan lebih dari
5D (spasi 8D). Pada spasi cerucuk yang digunakan sebesar 5D dapat menghasilkan kuat
geser tanah yang lebih besar. Faktor efisiensi juga dapat mempengaruhi tahanan geser tanah
yang diperkuat kelompok cerucuk yang menerima gaya geser horisontal (longsoran).
Dimana kemampuan kelompok cerucuk dalam menahan geseran tidak akan sama dengan
kemampuan masing-masing cerucuk dikalikan dengan jumlah cerucuk dalam kelompok
yang bersangkutan. Faktor efisiensi mempengaruhi tahanan geser tanah yang
diperkuat kelompok cerucuk yang menerima gaya geser horisontal (longsoran). Posisi
tancap tiang cerucuk terhadap tahanan geser tanah mempunyai pengaruh yang signifikan.
Posisi tiang cerucuk yang tepat memotong garis lengkung bidang longsor tanah yang
membentuk sudut 30o dan 450 terhadap horisontal menghasilkan tahanan geser yang
lebih besar daripada yang dihasilkan pada sudut 0o.