Repo Dosen ULM

ASUMSI SISTEM CERUCUK SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI DALAM PENANGANAN KELONGSORAN LERENG JALAN DIATAS TANAH LUNAK

Show simple item record

dc.contributor.author Rusdiansyah
dc.date.accessioned 2023-04-26T06:42:43Z
dc.date.available 2023-04-26T06:42:43Z
dc.date.issued 2016-10-01
dc.identifier.citation Rusdiansyah, (2016). Asumsi Sistem Cerucuk Sebagai Alternatif Solusi Dalam Penanganan Kelongsoran Lereng Jalan Diatas Tanah Lunak, Prosiding Semnas Geoteknik. Retrieved from: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/infoteknik/article/view/3124 en_US
dc.identifier.issn 978-602-6483-02-7
dc.identifier.uri https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/29637
dc.description.abstract Daya dukung tanah yang rendah merupakan akibat yang ditimbulkan oleh tanah yang memiliki tahanan geser yang rendah. Hal ini karena tahanan geser merupakan unsur utama daya dukung tanah. Tahanan geser yang rendah selalu dimiliki oleh kondisi tanah dengan konsistensi sangat lunak sampai lunak. Upaya untuk meningkatkan tahanan geser tanah lunak yang rendah dapat dilakukan antara lain melalui metode perkuatan tanah. Metode perkuatan tanah bertujuan untuk menambah kekuatan tanah agar lebih mampu mendukung beban yang bekerja padanya. Saat ini tersedia beragam metode perkuatan tanah dengan teknologi yang memadai dan metode tersebut telah berkembang dengan baik. Namun perlu dijadikan perhatian bahwa suatu metode perkuatan tanah tertentu belum tentu cocok untuk jenis tanah yang lain, apalagi bila ada permasalahan spesifik yang ditimbulkan oleh tanah tersebut.Salah satu metode perkuatan tanah yang efektif untuk mengatasi kelongsoran jalan dan stabilitas lereng adalah dengan menggunakan perkuatan tiang-tiang vertikal yang berperilaku seperti sistem cerucuk. Cerucuk memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan turap dalam mengatasi overall stability. Alasannya berdasarkan pada kemampuan cerucuk yang dapat menghambat pergeseran tanah pada bidang longsornya. Cerucuk dapat dipancang sampai melewati asumsi bidang keruntuhan sirkuler yang terdalam. Pada perencanaan turap, bidang keruntuhan sirkuler yang terdalam tersebut tidak diperlukan.Untuk menunjang perhitungan konstruksi cerucuk yang mendekati kondisi yang ada di lapangan sangat dibutuhkan teori yang relevan mengenai cerucuk. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa apabila overall stability lebih menentukan dalam perhitungan stabilitas turap dan penjangkarnya, maka asumsi perhitungan yang lebih mendekati kondisi sebenarnya di lapangan adalah asumsi konstruksi cerucuk. Asumsi cerucuk didasarkan pada kemampuan turap atau tiang berfungsi serupa cerucuk, yang dapat memberikan perlawanan tambahan terhadap geser pada saat akan terjadinya pergeseran keruntuhan menurut asumsi kelongsoran berbentuk lingkaran (circular sliding plane). Hal ini apabila panjang turap melebihi asumsi bidang kelongsorannya.Hasil kajian juga menunjukkan bahwa tahanan geser tanah pada stabilitas lereng yang diperkuat dengan cerucuk selain dipengaruhi oleh parameter momen maksimum yang bekerja pada cerucuk (Mmaks), koefisien momen (Fm), dan faktor kekakuan cerucuk (T), juga dipengaruhi oleh : a) panjang tancap cerucuk, b) jarak atau spasi antar cerucuk, c) jumlah cerucuk dan faktor efisiensi, d) diameter cerucuk, e) posisi tancap cerucuk, f) pola pemasangan cerucuk, dan g) jenis tanah.Selain itu hasil kajian juga menunjukkan bahwa panjang tancap cerucuk mempengaruhi peningkatan kuat geser tanah, dimana semakin panjang batang cerucuk yang ditancap dibawah bidang kelongsoran maka semakin meningkat pula kuat geser tanah yang dihasilkan. Pada spasi cerucuk sebesar 3D dan 5D yang digunakan, kuat geser tanah menjadi meningkat. Tahanan geser tanah mengalami penurunan disaat spasi cerucuk yang digunakan semakin besar, dalam hal ini spasi cerucuk yang digunakan lebih dari 5D (spasi 8D). Pada spasi cerucuk yang digunakan sebesar 5D dapat menghasilkan kuat geser tanah yang lebih besar. Faktor efisiensi juga dapat mempengaruhi tahanan geser tanah yang diperkuat kelompok cerucuk yang menerima gaya geser horisontal (longsoran). Dimana kemampuan kelompok cerucuk dalam menahan geseran tidak akan sama dengan kemampuan masing-masing cerucuk dikalikan dengan jumlah cerucuk dalam kelompok yang bersangkutan. Faktor efisiensi mempengaruhi tahanan geser tanah yang diperkuat kelompok cerucuk yang menerima gaya geser horisontal (longsoran). Posisi tancap tiang cerucuk terhadap tahanan geser tanah mempunyai pengaruh yang signifikan. Posisi tiang cerucuk yang tepat memotong garis lengkung bidang longsor tanah yang membentuk sudut 30o dan 450 terhadap horisontal menghasilkan tahanan geser yang lebih besar daripada yang dihasilkan pada sudut 0o. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.publisher Civil Engineering Department, Lambung Mangkurat University en_US
dc.subject Cerucuk, tahanan geser tanah, spasi Cerucuk, faktor Efisiensi, posisi cerucuk en_US
dc.title ASUMSI SISTEM CERUCUK SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI DALAM PENANGANAN KELONGSORAN LERENG JALAN DIATAS TANAH LUNAK en_US
dc.type Article en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account