Abstract:
Sebaran hotspot pada lahan gambut menjadi perhatian serius pemerintah dalam beberapa tahun
terakhir. Kebakaran hutan dan lahan gambut menimbulkan kabut asap menjadi sorotan dunia internasional.
Kemarau yang ekstrim dan angin kencang mendorong perluasan daerah terdampak kebakaran. Pemetaan
komunikasi masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan pencegahan bencana kebakaran.
Media massa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang cukup efektif. Peran media massa sangat
penting untuk mensosialisasikan bencana kebakaran. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran
mengenai “Sebaran Hotpsot dan Komunikasi Masyarakat dalam menyikapi Bencana Kebakaran”. Penelitian
dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan metode library research yang merujuk pada resource yang
tersedia secara online, studi literatur dan analisis teks framing pada media massa mengenai berita kebakaran.
Media massa yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa media massa online. Penelitian ini
ingin melihat bagaimana pemetaan sebaran hotspot dan komunikasi masyarakat dalam menyikapi bencana
kebakaran dari perspektif komunikasi media massa yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan sebaran hotspot
di Kalimantan Selatan tersebar di beberapa lokasi dan mempunyai potensi menimbulkan kebakaran. Sebaran
hotspot paling tinggi terdapat di Kabupaten Banjar diikuti Kotabaru, Tanah Bumbu dan Tapin. Hasil komunikasi
masyarakat dari media massa dapat diketahui masih adanya pertentangan masyarakat terhadap implementasi
kebijakan restorasi gambut, khususnya terkait pembangunan sekat kanal dan sumur bor yang dianggap
merugikan. Program revitalisasi yang ada tidak sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat. Masyarakat
ternyata masih banyak yang tidak tahu tentang program restorasi gambut yang digagas oleh pemerintah. Hal
ini menunjukkan bahwa sosialisasi dan komunikasi mengenai program restorasi gambut masih perlu untuk
ditingkatkan.