Abstract:
Budaya di lingkungan lahan basah khusus pasar terapung sudah mulai ditinggalkan masyarakat karena pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat. Kemampuan peserta didik Indonesia dalam menjawab soal setara HOTS masih rendah yang dapat dilihat dari performa PISA peserta didik Indonesia yang tidak ada peningkatan untuk setiap tahun. Adanya pandemi COVID 19 yang mengakibat pembelajaran dilaksanakan secara daring. Tiga masalah yang diungkapkan merupakan fakta pendukung urgensi penelitian untuk mengembangkan bahan ajar elektronik berlatar budaya di lingkungan lahan basah terintegrasi HOTS. Metode penelitian pengembangan model Plomp digunakan untuk mengembangkan bahan ajar-elektronik. Tahapan model Plomp ada lima, yaitu investigasi awal, desain, realisasi, tes, evaluasi dan revisi, serta implementasi. Kegiatan yang penting dalam investigasi awal adalah eksplorasi muatan-muatan matematika di pasar terapung
yang ada di Kalimantan Selatan melalui observasi, wawancara, studi literatue untuk pendukung penemuan di lapangan. Tahap dua dan tiga adalah tahap perencanaan dan pelaksanaan menyusun materi, gambar, animasi, dalam bahan ajar dengan menggunakan media flipbook. Tahap empat ada tahap pengujian kualitas bahan ajar elektronik yang dikembangkan. Uji validasi diperoleh dari ahli, kepraktisan diperoleh dari pendapat pendidik dan peserta didik, efektif diperoleh dari tes yang dijawab oleh peserta didik di Kotamadya Banjarmasin. Prototipe akhir bahan ajar elektronik yang dikembangkan diperoleh dari hasil akhir tahap empat. Hasil penelitian akan disebarluaskan dengan membuat poster pada kegiatan seminar yang diikuti, membuat buku, dan supaya lebih terjamin akan HKI maka diajukan hak ciptanya. Bahan ajar-elektronik yang dikembangkan diharapkan akan mengenalkan pasar terapung kepada peserta didik sehingga mereka lebih mencintai kebudayaan khususnya kebudayaan di lingkungan lahan basah.