Abstract:
Ruas jalan Trans Kalimantan di Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar mengalami penurunan masa layanan sebelum umur rencananya. Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan dari penelitian ini, maka jenis formasi penyusun batuan di Kalimantan meliputi Aluvium, Formasi dahor, Warukin, Berai, Tanjung, Manunggul, Keramaian, Paniungan, Batununggul, Paau dan Pitanak. Jenis tanah di Kalimantan Selatan adalah aluvial, PMKL (Podsolik Merah Kuning Latosol), latosol, KPMK (Kompleks Podsolik Merah Kuning) dan PMK (Podsolik Merah Kuning). Pengukuran geolistrik pada jalur Trans Kalimantan yang melalui Provinsi Kalimantan Selatan pada lapisan pertama kedalaman 0,85 - 10,00 meter didominasi lapisan tanah/batuan dengan resistivitas 15 - 150 Ohm.m yang tersusun jenis tanah/batuan lanauan dan pasiran. Lapisan kedua pada kedalaman 10,00 - 11,00 meter didominasi lapisan tanah/batuan dengan resistivitas 150 - 300 Ohm.m yang tersusun jenis tanah/batuan dasar berkekar terisi tanah lembab dan pasir kerikil terhadap lapisan lanau. Lapisan ketiga pada kedalaman 11,00 - 14,70 meter didominasi lapisan tanah/batuan dengan resistivitas 300 Ohm.m yang tersusun jenis tanah/batuan dasar terisi tanah kering dan batuan dasar tak lapuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampai kedalaman 10,00 meter masih didominasi oleh lapisan lunak dan kondisi tersebut berdampak pada jalan raya yaitu akan sering turun, retak-retak dan bergelombang. berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka perlu pembenahan pada masalah konstruksi, tetapi kalau memang sulit maka perlu perawatan tiap tahun dengan cara melapisi aspal secara rutin.