Abstract:
Kemampuan penalaran siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran di Indonesia yang cenderung teacher-centered, sehingga siswa hanya tergantung dengan penjelasan guru dan tidak dapat menghasilkan kegiatan belajar aktif. Salah satu model yang melibatkan keaktifan siswa dalam mengeksplorasi dan menemukan sendiri pengetahuan mereka adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang perbandingan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu, dengan populasi seluruh siswa kelas X SMK Negeri 4 Banjarmasin. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan random sampling, melalui teknik tersebut terpilih kelas X-Boga 1 sebagai kelas eksperimen yang pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas X-Boga 2 sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa SMK.