Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mendeskripsikan faktor-faktor yang berkontribusi dalam implementasi pendidikan inklusi pada tingkat Sekolah Dasar di Kota Banjarmasin. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat non-eksperimen dnegan jeis penelitian deskriptif yang menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau masa lampau, penelitian dilakukan di 21 SD penyelenggara pendidikan inklusif di Kota Banjarmasin. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dalambentuk persentese. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berkontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah budaya dan komunikasi, sekolah, keluaga, dan kebijakan, dengan persentase 47% faktor budaya dan komunikasi, 29% keluarga, 14% sekolah, dan 10 % kebijakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berkontribusi dalam penelenggaraan pendidikan inklusif tingkat sekolah dasar di Banjarmasin adalah faktor budaya dan komunikasi.
Description:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mendeskripsikan faktor-faktor yang berkontribusi dalam implementasi pendidikan inklusi pada tingkat Sekolah Dasar di Kota Banjarmasin. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat non-eksperimen dnegan jeis penelitian deskriptif yang menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau masa lampau, penelitian dilakukan di 21 SD penyelenggara pendidikan inklusif di Kota Banjarmasin. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dalambentuk persentese. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berkontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah budaya dan komunikasi, sekolah, keluaga, dan kebijakan, dengan persentase 47% faktor budaya dan komunikasi, 29% keluarga, 14% sekolah, dan 10 % kebijakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berkontribusi dalam penelenggaraan pendidikan inklusif tingkat sekolah dasar di Banjarmasin adalah faktor budaya dan komunikasi.