Description:
Ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch 1792), merupakan ikan eksotik khas perairan rawa bergambut di Kalimantan Selatan yang bernilai ekonomis tinggi. Petumbuhan ikan betina tergolong tinggi yaitu 270% dibandingkan jantan, sehingga upaya memproduksi betina tunggal kelamin terus menerus dilakukan dalam upaya meningkatkan produktivitas budidayanya yang masih sangat rendah. Penelitian dilakukan pada tahun 2018, yang bertujuan untuk meningkatkan rasio kelahiran ikan betina yang lebih tinggi (betinanisasi). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 kali ulangan sehingga menghasilkan 12 unit percobaan. Perlakuan A penetasan telur pada suhu ruangan (kontrol), perlakuan B penetasan telur pada suhu 16 oC ± 0,5˚C, perlakuan C penetasan telur pada suhu 18 oC ± 0,5˚C, dan perlakuan D penetasan telur pada suhu 20 oC ± 0,5˚C. Hasil analisis sidik ragam (ANSIRA) menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap persentase kelahiran betina ikan papuyu, dibuktikan dari nilai F hitung (10,074) > F tabel 1%(7,591). Hasil uji BNT menunjukan bahwa perlakuan kontrol berbeda sangat nyata terhadap perlakuan suhu rendah, tetapi perlakuan lainnya masing-masing tidak berbeda nyata. Suhu rendah pada penelitian ini tidak mempengaruhi parameter daya tetas dan mortalitas, namun kedua parameter tersebut menunjukan nilai yang sangat baik. Kesimpulan hasil penelitian menggambarkan bahwa penetasan sel telur dengan suhu rendah mampu meningkatkan persentasi kelahiran ikan betina (>90% betina dan <10% jantan).