Kemampuan berpikir tingkat tinggi ialah kemampuan yang harus diraih siswa didalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut, siswa dapat paham terhadap suatu konsep dengan baik dan menjadi lebih kritis serta kreatif dalam memecahkan masalah. Namun, siswa kebanyakan terpatok dengan contoh soal yang guru berikan dan cenderung menjawab soal seperti cara yang diberikan guru serta tidak berani mencoba cara-cara yang lain dalam menjawab soal sehingga kurang kreatif. Salah satu opsi model pembelajaran yang mampu meminimalkan masalah itu serta melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa ialah model pembelajaran CPS. Adapun tujuan dilakukannya penelitian antara lain (1) mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa-siswa yang diterapkan model pembelajaran CPS, (2) mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa-siswa yang diterapkan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah, (3) menganalisis perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi antara siswa-siswa yang diterapkan model pembelajaran CPS dengan siswa-siswa yang diterapkan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah. Metode penelitian yang dipakai adalah metode eksperimen semu, dengan populasinya siswa kelas VII SMPN 26 Banjarmasin. Kemudian sampel diambil melalui purposive random sampling, sehingga diperoleh dua kelas antara lain kelas VII D dan kelas VII F. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan tes. Selanjutnya didapat hasil penelitian yaitu: (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa-siswa yang diterapkan model pembelajaran CPS berada pada kategori cukup, (2) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa-siswa yang diterapkan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah berada pada kategori kurang, (3) terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi antara siswa-siswa yang diterapkan model pembelajaran CPS dengan siswa-siswa yang diterapkan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah. Kata kunci: kemampuan berpikir tingkat tinggi, model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).