Repo Dosen ULM

PELUANG DAN TANTANGAN MENGGUNAKAN LAHAN BASAH DALAM MEMBELAJARKAN KONSEP EKOLOGI DAN KESADARAN LINGKUNGAN

Show simple item record

dc.creator Muhammad, Zaini
dc.date 2010-02-08
dc.date.accessioned 2020-06-15T03:56:48Z
dc.date.available 2020-06-15T03:56:48Z
dc.identifier http://eprints.ulm.ac.id/854/1/Judul%20Semnr%2013%20Pb.%202010.pdf
dc.identifier http://eprints.ulm.ac.id/854/2/Naskah%20smnr.%20tgl%2013%20Peruari%202010.pdf
dc.identifier http://eprints.ulm.ac.id/854/13/854.pdf
dc.identifier Muhammad, Zaini (2010) PELUANG DAN TANTANGAN MENGGUNAKAN LAHAN BASAH DALAM MEMBELAJARKAN KONSEP EKOLOGI DAN KESADARAN LINGKUNGAN. In: Gebyar Sains Pendidikan Biologi HIMBIO - “Pentingnya Bersahabat dengan Alam untuk Mengembalikan Keanekaragaman Hayati Lingkungan Lahan Basah di Kalimantan”, 8-13 Pebruari 2010, FKIP Unlam Banjarmasin.
dc.identifier.uri https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/9535
dc.description Bersahabat dengan alam menjadi lebih populer karena sejalan dengan ungkapan environment-friendly, jika diterjemahkan secara bebas berarti ramah lingkungan; yang merupakan bagian dari kurikulum sekolah di Negara Australia. Topik ini diangkat secara kebetulan beriringan dengan Hari Lahan Basah dunia yang ditetapkan setiap tanggal 2 Pebruari. Lahan basah menjadi penting ditinjau dari aspek apa saja, baik dari sisi habitat, flora, fauna, maupun biologi sosial. Bahkan menjadi mata kuliah wajib pada jenjang Progam Magister Pendidikan Biologi Unlam. Mengingat nilainya yang tinggi itu pula di Provinsi Kalimantan Selatan lahan basah menjadi “rebutan” berbagai kepentingan, masalahnya adalah apakah lahan basah dikelola menjadi lebih baik atau menuju kerusakan? Konversi lahan basah memang tidak dapat dihindari, dan hal ini sudah berlangsung sejak zaman dulu, baik sebagai tempat pemukiman, perkebunan, persawahan pengembangan pusat kota, dan sebagainya. Tentu saja cara-cara pengelolaan ketika itu penuh dengan kearifan. Pengelolaan lahan basah yang spektakuler telah dimulai sejak abad ke-19. Adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang menerapkan konsep ihya-ul mawat (menghidupkan tanah mati) Konsep ini pada dasarnya mengeringkan rawa secara periodik melalui pembuatan sungai dan anak-anak sungai. Bagi lahan basah yang dipengaruhi pasang surut, maka ketika air pasang ia memasuki rawa-rawa, dan ketika surut kembali ke sungai induk dengan membawa logam-logam berat yang ada di air dan keasaman air. Melalui cara ini dikenal orang persawahan tumpang sari. Bagian yang berair ditanami padi dan tanah hasil tabukan ditanami tanaman keras. Pendidikan tentang lahan basah khususnya yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan perlu diperhatikan, agar keanekaragaman hayati yang ada pada lahan basah tidak rusak dan punah. Perlunya pendidikan ini guna memperbaiki dan melestarikan lahan basah untuk bekal generasi selanjutnya yang akan meneruskan pelestarian keanekaragaman hayati lahan basah yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan Pendidikan lingkungan telah diintegrasikan pada kurikulum sekolah, bukan pada satu mata pelajaran, akan tetapi melalui subyek lain (pengetahuan, bahasa, berhitung, dan sebagainya. Hal ini diartikan dengan menuangkan (infussion) materi pendidikan lingkungan ke dalam berbagai mata pelajaran, sehingga pendidikan di sekolah bernuansa lingkungan, yang diharapkan implikasinya berpengaruh positif bagi siswa dalam mengadopsi dimensi laten pendidikan lingkungan. Kata Kunci: pendidikan lingkungan, pendekatan lingkungan, lahan basah, pengetahuan sikap, keterampilan, kesadaran
dc.format text
dc.format text
dc.format text
dc.relation http://eprints.ulm.ac.id/854/
dc.subject L Education (General)
dc.title PELUANG DAN TANTANGAN MENGGUNAKAN LAHAN BASAH DALAM MEMBELAJARKAN KONSEP EKOLOGI DAN KESADARAN LINGKUNGAN
dc.type Conference or Workshop Item
dc.type PeerReviewed


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account