Repo Dosen ULM

PROCEEDINGS INTERDICIPLINARY STUDIES SEMINAR I PEMANFAATAN RENEWABLE MATERIAL SEBAGAI BAHAN ECO HOUSE

Show simple item record

dc.contributor.author Rahmadi, Adi
dc.date.accessioned 2023-05-23T03:50:48Z
dc.date.available 2023-05-23T03:50:48Z
dc.date.issued 2011-01
dc.identifier.citation arahmadi@ulm.ac.id en_US
dc.identifier.isbn 978-602-8624-90-9
dc.identifier.uri https://repo-dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/31546
dc.description.abstract Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, volume limbah kayu yang terjadi di lapangan sangat besar, bahkan diduga mencapai 60 juta m3/tahun. Limbah kayu ini ditinjau dari sudut teknologi sangat layak digunakan sebagai bahan baku industri pulp dan kertas, MDF, papan partikel, papan semen wol, papan semen partikel, papan sambung, mebel dan moulding. Jika ditinjau dari daur alam, maka proses alamiah sama sekali tidak menghasilkan limbah karena tidak ada yang terbuang atau tersisa. Limbah dari sebuah organisme menjadi bahan baku untuk organisme yang lain. Jadi, kalau pendekatan ekologi seperti itu bisa diterapkan pada industri hasil hutan dan industri lain, tentunya masalah limbah dan polusi atau pencemaran yang diakibatkannya bisa diatasi. Di Denmark telah dilakukan sebuah percobaan ekosistem industrial. Pada suatu daerah dibangun sekelompok industri yang saling berhubungan (networked) satu sama lain. Limbah dari sebuah pabrik semen dialirkan ke sebuah pabrik papan gipsum. Kelebihan energi panas dari pabrik papan gipsum dialirkan untuk memanaskan sekelompok rumah kaca tempat berkebun sayur-mayur. Limbah dari perkampungan para pekerja ketiga industri itu diolah menjadi pupuk bagi sayur-mayur di rumah kaca. Keadaaan yang terjadi di sana adalah sirkuit tertutup dari aliran berbagai material dan energi. Nyaris tak ada limbah yang terbuang. Semua limbah - 4 diprogram secara cerdas untuk menjadi bahan bagi yang lain, sebuah sirkuit yang meniru fenomena penciptaan produk ramah lingkungan disebabkan oleh mulai meningkatnya kepedulian konsumen akan produk yang berwawasan lingkungan. Konsumen, atau pengguna produk, mulai sadar akan dampak produk terhadap lingkungan, mulai dari proses produksinya, distribusi dan masa pemakaiannya, hingga saat akhir penggunaannya. Sehingga konsumen masa kini, yang dihadapkan pada pilihan produk yang sangat beragam, selain memilih yang terbaik untuk mereka, juga cenderung memilih yang terbaik bagi lingkungan. Sektor konstruksi merupakan proporsi terbesar dalam penggunaan sumber daya alam, penggunaan lahan dan ekstraksi material. Penggunaan energi, generasi limbah padat dan cair, transportasi bahan konstruksi dan penggunaan bahan berbahaya adalah contoh lebih lanjut dari dampak lingkungan negatif dari sektor ini. Di negara-negara OECD (Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan), bangunan menyumbang untuk 25-40% dari total penggunaan energi. Sektor konstruksi memberikan kontribusi hingga 40% pengurangan emisi gas rumah kaca, terutama dari penggunaan energi selama masa bangunan itu berdiri. Identifikasi peluang untuk mengurangi emisi ini telah menjadi prioritas dalam upaya global untuk mengurangi perubahan iklim. en_US
dc.publisher Universitas Brawijaya en_US
dc.relation.ispartofseries Buku 2 Biofisik;
dc.title PROCEEDINGS INTERDICIPLINARY STUDIES SEMINAR I PEMANFAATAN RENEWABLE MATERIAL SEBAGAI BAHAN ECO HOUSE en_US
dc.type Article en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

  • Prosiding [900]
    Repositori untuk bidang Prosiding

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account