Description:
Industri Musik di Indonesia mengalami perkembangan pesat seiring munculnya stasiun televisi swasta di awal tahun 90an. Audience memenuhi kebutuhan akan hiburan melalui tayangan media massa. Hiburan membuat kondisi relaks, serta mampu melepaskan kepenatan atas rutinitas. Setiap hari stasiun tv menayangkan acara musik, agar tidak terkesan monoton maka tim produksi menyelingi dengan sesi interview dengan artis serta liputan keseharian artis mulai bangun tidur, saat perjalanan menuju tempat syuting, juga kegiatan lainnya. Salah satu contoh tayangan musik yang mengkomodifikasi masalah pribadi artis adalah Dahsyat di RCTI. Awalnya konsep Dahsyat adalah musik show dengan dipandu 4 orang host, namun saat ini setelah melampaui 7 tahun, Dahsyat merubah konsepnya dengan meliput masalah pribadi artis. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengkaji bagaimana bentuk komodifikasi kehidupan pribadi artis dalam tayangan musik Dahsyat di RCTI. Televisi berdampak kepada ketentuan dan konstruksi selektif pengetahuan sosial, imajinasi sosial dimana kita mempersepsikan dunia realitas yang dijalani orang lain, dan secara imajiner merekonstruksi kehidupan mereka dan kehidupan kita melalui dunia secara keseluruhan yang dapat dipahami (Hall dalam Barker, 2005:271). Hasil kajian penelitian ini adalah komodifikasi masalah pribadi artis terjadi pada tayangan musik Dahsyat. Konsep tayangan musik berubah menjadi panggung drama. Musik yang ditampilkan prosentasenya sangat kecil dibanding drama yang ditampilkan.