Description:
Pada umumnya bangsa-bangsa yang maju dan mencapai kemakmuran
memiliki ciri yang sama, yakni Produktif. Dengan tingkat produktivitas yang tinggi mereka memiliki daya saing lebih baik dan menguasai pasar di dalam dan luar negeri atas komoditas/produk yang bernilai tambah tinggi. Sebaliknya jika suatu bangsa cenderung kosumtif, bangsa tersebut cenderung akan terbelakang dan tidak mandiri. Jangankan untuk bersaing di pasar global, untuk keperluan domestik saja, terutama untuk produk kompetitif, harus diimpor dari luar.
Untuk itulah perlu kiranya adanya langkah nyata untuk memajukan produksi dalam negeri yang berhasil guna. Kemajuan sektor produktif di dalam negeri sekaligus berarti pula kemajukan bagi bangsa. Hal ini memang bukan masalah baru namun semakin kritis dan penting mendapat perhatian dengan adanya era perdagangan bebas yang semakin gencar setelah berlakunya China-Asean Free Trade Area (CAFTA).
Berbagai langkah perlu diambil untuk mengantisipasi hal ini. Keterlibatan semua pihak dari berbagai kalangan, seperti Pemerintah, Produsen, Konsumen, Pedagang, LSM, dan semua Stakeholders sangat diperlukan. Makalah ini akan
memfokuskan perhatian pada hal-ikhwal pentingnya pemakaian produk dalam negeri yang otomatis terkait pada peran masyarakat sebagai konsumen. Meski demikian, pembahasan akan meluas ke beberapa spektrum makro dan mikro mengingat implikasi konsumen untuk lebih suka menggunakan produk dalam negeri tidaklah berdiri sendiri.