Abstract:
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan (2018) total
kejadian bencana di Wilayah Kalimantan Selatan tahun 2017 ada 381 kejadian bencana. ada 54 kejadian bencana banjir
serta tahun 2020 adalah sebanyak 6.670 rumah terdampak dan 11.269 jiwa mengungsi dan kekurangan air bersih di
Kabupaten Banjar. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa di Kabupaten Banjar
pemakaian air bersih per orang per hari sebesar 2,41%. Serta perbandingan pemakaian air bersih yang kurang karena
sumber air bersih yang kurang antara perkotan 1,90% dan pedesaan 2,50% kurang lebih hanya berbeda 0,6 %. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis pengaruh litologi atau jenis batuan yang terkandung didalamnya, kondisi lahan, pengaruh
tata air terhadap ketersediaan air bersih di daerah rawan banjir dan pertambangan. Penelitian kuantitatif yang bersifat
deskriptif untuk menganalisis Kondisi lahan dan Tata Air. Hasil dari penelitian ini adalah pengukuran geolistrik di Kecamatan
Astambul menyatakan bahwa pada Desa Kaliukan bersifat meloloskan air (akuifer) yang baik dalam kuantitas dan air tanah
terlihat keruh (133,53 Ωm). Pada pengukuran fisik air pada Desa Kaliukan memiliki nilai pH, TDS, konduktifitas, turbidity, Do
dan suhu yang sesuai dengan standar.