Abstract:
Teknologi pembenihan sudah dikuasai namun teknologi pemeliharaan benih
belum maksimal. Kontinuitas benih pada usaha budidaya sangat diperlukan. Vitamin C
mempunyai peranan sangat besar dalam proses fisiologi ikan terutama sebagai
antioksidan dan anti stres. Temulawak mengandung komponen minyak asitri dan
kurkumin yang berkhasiat merangsang sel hati untuk meningkatkan dan memperlancar
produksi dan sekresi empedu, sehingga meningkatkan pencernaan dan mempercepat
pengosongan lambung.
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dimulai dari persiapan, pelaksanaan, dan
pelaporan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Mentaos, Kota Banjarbaru, Provinsi
Kalimantan Selatan. Parameter yang diteliti adalah pertumbuhan berat mutlak,
pertumbuhan panjang mutlak, kelangsungan hidup, konversi pakan, retensi protein dan
retensi lemak dengan menggunakan uji statistik Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A menggunakan pakan komersial udang dengan
kode FL 0, Perlakuan B menggunakan pakan komersial dicampur rata dengan vitamin C
merek sidomuncul C1000 sebanyak 1000 mg/kg pakan, Perlakuan C menggunakan pakan
komersial FL 0 dicampur rata dengan temulawak sebanyak 150 g/kg pakan, dan
perlakuan D menggunakan pakan komersial FL 0 dicampur rata dengan vitamin C
sebanyak 1000 mg/kg pakan dan temulawak sebanyak 150 g/kg pakan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pakan komersial yang diberi vitamin C dan
temulawak memberikan nilai kelangsungan hidup dan konversi pakan terbaik pada post
larva ikan papuyu. Nilai kelangsungan hidup terbaik 23,49% dan nilai konversi pakan
0,51. Hasil penelitian penggunaan vitamin C dan temulawak dapat direkomendasikan
kepada petani pembenih untuk meningkatkan nilai kelangsungan hidup post larva ikan
papuyu.