Abstract:
Latar belakang: Hipertensi menjadi penyakit dengan kejadian tertinggi dari 10 penyakit pada pendataan di UPT Puskesmas Karang Intan 2 pada tahun 2021. Hal itu dikarenakan masyarakat khususnya pada Kawasan Desa Awang Bangkal Barat memiliki kebiasaan mewadai pada pagi hari dan mengonsumsi iwak wadi.
Tujuan: Memberikan gambaran hasil asuhan keperawatan pada penderita hipertensi melalui pemberian seduhan jahe.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Individu merupakan salah satu dari masyarakat Desa Awang Bangkal yang dipilih secara acak atau accidental. Individu diberikan seduhan jahe dan diamati tekanan darahnya menggunakan alat sphygmomanometer setiap hari selama 6 hari.
Hasil dan Pembahasan: Hasil pengkajian yang dilakukan pada klien dapat ditegakkan diagnosis resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dan ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan program terapeutik. Untuk mencapai outcome, klien diberikan seduhan jahe dan pendidikan kesehatan terkait perilaku “Patuh” terhadap hipertensi. Selama intervensi pemberian seduhan jahe, terjadi penurunan tekanan darah pada klien. Awalnya tekanan darah klien 170/100 mmHg menjadi 124/99 mmHg.
Kesimpulan: Pemberian seduhan jahe pada penderita hipertensi dapat menjadi salah satu pilihan alternatif dalam pengobatan non farmakologis..