Abstract:
Pergeseran fungsi sungai terjadi di Sungai Martapura. Masyarakat di pinggiran Sungai
Martapura menggunakan sungai untuk mandi, mencuci, minum, memasak, tempat untuk
buang air kecil dan buang air besar (BAB) serta tempat pembuangan sampah. Hal ini tentu
saja mempengaruhi kualitas air Sungai Martapura. Tingkat perilaku masyarakat di
desa/kelurahan yang terletak di bantaran Sungai Martapura diperoleh skor rata-rata 9,40
termasuk dalam kategori “sedang”, berarti akumulasi perilaku masyarakat dari skor
pengetahuan, sikap dan tindakan diperoleh persentase 40% - 75%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku tersebut dari tertinggi sampai terendah adalah Kepercayaan dan
Kesiapan Mental, Faktor Pencetus, Latar Belakang dan Sarana. Hasil Uji Kualitas Air
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kualitas air Sungai Martapura pada hulu dan hilir
sungai. Hal ini disebabkan karena aktivitas masyarakat di sepanjang Bantaran Sungai
Martapura. Berdasarkan parameter H’ dan DO air Sungai Martapura berada pada kondisi
tercemar ringan dan berdasarkan parameter warna, bau, rasa, pH dan TSS air Sungai
Martapura tergolong dalam kriteria air bersih. Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat terutama di Bantaran Sungai Martapura perlu peningkatan perilaku masyarakat yaitu
mengubah dari perilaku sedang menjadi perilaku yang baik melalui pendekatan tokoh agama
dan tokoh adat. Peran serta masyarakat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih
dan sehat mulai dari lingkungan terkecil yaitu dengan pengelolaan sampah rumah tangga
berbasis masyarakat. Keuntungan pengelolaan sampah tersebut dapat berupa keuntungan
ekonomi dan keuntungan non ekonomi berupa lingkungan yang bersih dan sehat.