Abstract:
Kegiatan Ipteks berbasis Masyarakat (IbM) dengan tujuan utama untuk mengadopsi teknologi nila salin di lahan bekas tambak udang sebagai media budidaya dengan sistem jaring apung beserta berbagai fasilitas yang menyertainya. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kegiatan budidaya nila salin dengan memanfaatkan bekas tambak udang yang tidak diusahakan pemilik dengan target kegiatan (a) meningkatnya survival rate (SR) nila salin sebanyak 60%; (b) meningkatkan ukuran panen 0,2 kilogram/ekor dengan jumlah 3500 kg/4 bulan; (c) mengadopsi inovasi teknologi budidaya nila salin untuk pembesaran dalam lahan tambak Non Produktif; (d) meningkatkan kualitas air dan pakan alami tambak dengan bioremediasi; (e) mempercepat pertumbuhan nila salin dan optimalisasi pakan dalam dan (f) meningkatan kapasitas manajemen usaha produk olahan. Metode yang digunakan adalah FGD (Focus group of Discussion) untuk meminta masukan, permasalahan dan sosialisasi program-program IbM budidaya nila salin kepada mitra usaha pemilik tambak Non Produktif. Identifikasi potensi dan permasalahan, Penyuluhan dan Pelatihan Keterampilan diberikan sebagai paket alih teknologi pada setiap program agar khalayak sasaran atau mitra dapat menguasai secara teori maupun teknis adopsi teknologi yang diberikan. Tahapan kegiatan telah dilaksanakan berupa introduksi nila salin, teknik jaring apung, metode perbaikan kualitas air dan sistem kelola air tambak, teknik pemilihan/sortasi ikan, metode introduksi pembuatan pakan dengan probiotik, pembuatan pakan alami dan penjadwalan, pelatihan strategi pemasaran agar menguntungkan, pengenalan produk olahan yang telah diselesaikan selama 8 bulan. Lokasi berada di Kelompok Usaha Bersama RT 9 dan RT 10 Desa Wisata Pantai Takisung Kalimantan Selatan. Hasil evaluasi kegiatan dengan teknik skoring 80% meningkatnya keterampilan kelompok mitra dalam pembuatan unit budidaya nila di bekas tambak, survival rate 58 %, ukuran panen selama 4 bulan 52% dengan ukuran 0,2 kg/ekor, 70% perbaikan tingkat pengetahuan kelompok tentang jadwalan pemberian pakan dan optimalisasi pakan serta 60% kapasitas manajemen usaha dan produk budidaya.