Abstract:
Kota Banjarmasin memiliki kekhasan lingkungan yang dikelilingi oleh sungai besar dan kecil. Kekhasan ini melindungi kota Banjarmasin yang berada di bawah permukaan air laut dari bahaya banjir. Kekhasan lingkungan ini juga memunculkan tipe hunian di atas sungai yaitu rumah lanting. Keberadaan rumah lanting saat ini mulai berkurang karena semakin berkembangnya permukiman ke daratan. Padahal rumah lanting merupakan rumah tradisional yang sangat fleksibel terhadap naik turun permukaan air, sehingga bisa dianggap sebagai rumah yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan prinsip-prinsip dasar bangunan rumah lanting yang adaptif terhadap tapaknya. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, studi ditekankan pada pola
ruang, tampilan bangunan,konstruksi dan bahan bangunan, bentuk dan orientasi bangunan, serta akses dari darat. Hasilnya menunjukkan bahwa rumah lanting memiliki karakter yang sesuai dengan tapaknya di atas air yaitu (1) pola ruang yang sederhana menyesuaikan dengan dimensi pondasi; (2) Tampilan bangunan dengan atap berbentuk pelana untuk mengurangi konstruksi kuda-kuda yang beranekaragam; (3) konstruksi dan bahan bangunan yang alami dan ringan memudahkan bangunan menyesuaikan dengan kondisi sungai saat ada gelombang; (4) Bentuk bangunan segiempat dan orientasi dua arah, sungai dan daratan; (5) Akses dari darat berupa titian kayu. Prinsip-prinsip dasar ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan desain rumah lanting yang akan datang,