Abstract:
Pasar tradisional di era saat ini dihadapkan pada maraknya berdiri pasar-
pasar modern dengan kondisi pasar yang lebih bersih dan nyaman, selain pasar
modern pasar tradisional juga harus berhadapan dengan maraknya toko modern
yang letaknya mendekati permukiman masyarakat, disisi lain disrupsi teknologi
juga berdampak pada pergeseran pasar retail dari offline ke online membuat
keberadaan pasar tradisional semakin sulit pada masa kini. Jadi pasar tradisional di
masa depan akan menghadapi tantangan berat. Oleh karena itu, diperlukan kajian
dalam rangka menyiapkan pasar tradsional di dalam menyongsong era disrupsi.
Permasalahan pasar tradisional di Kota Banjarmasin bersumber pada dua
hal yakni supply side menyangkut lokasi dan fisik bangunan pasar tradisional,
demand side menyangkut daya beli dan pola belanja masyarakat. Hadirnya era
disrupsi ini membuat terjadinya pergeseran yang dari supply side mengakibatkan
terjadinya pergeseran pasar retail dari offline ke online sedangkan demand side telah
merubah daya beli dan pola belanja masyarakat yang ditandai dengan menguatnya
peran generasi milineal. Generasi milenial adalah generasi yang lahir pada tahun
1980-an, 1990-an, dan 2000-an.
secara umum telah mulai terjadi pergeseran
preferensi konsumen di dalam berbelanja dari belanja offline menuju belanja online.
Memang saat ini belanja ke pasar tradisional masih sangat dominan. Namun dari
survey preferensi konsumen, ada kecenderungan kuat bahwa belanja online akan
semakin dominan di masa depan.