Description:
Riset Khusus Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia, yang selanjutnya disebut Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja), merupakan riset pemetaan pengetahuan tradisional dalam pemanfaatan tumbuhan obat berbasis komunitas yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Kesehatan pada tahun 2015. Riset ini dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan informasi terkait data tumbuhan obat dan ramuan tradisional yang digunakan oleh setiap etnis di Indonesia. Ristoja bertujuan mendapatan data dasar pengetahuan etnofarmakologi, ramuan obat tradisional (OT) dan tumbuhan obat (TO) di Indonesia. Data yang dikumpulkan meliputi : karakteristik Informan, gejala dan jenis penyakit, jenis-jenis tumbuhan, kegunaan tumbuhan dalam pengobatan, bagian tumbuhan yang digunakan, ramuan, cara penyiapan dan cara pakai untuk pengobatan, kearifan lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatan TO dan data lingkungan Ristoja 2015 dilaksanakan di 24 provinsi bekerja sama dengan Perguruan Tinggi terkemuka di masing-masing wilayah. Provinsi Kalimantan Selatan yang pada pelaksanaan titik pengamatan meliputi 5 etnis yaitu : Bugis Pagatan, Dayak Deah, Dayak Pitap,Ulu Batang Ali dan Harakit. Jumlah pengobat tradisional yang tinggal di etnis Bugis Pagatan 11 orang, selanjutnya dipilih 5 informan yang diwawancara, dimana 100% tinggal di pedesaan; 40% berumur lebih dari 61 tahun; 40% mengenyam pendidikan formal sampai tamat SD dan 60% tidak tamat SD. Melihat kecenderungan ini tampak bahwa pengetahuan batra merupakan pengetahuan yang masih ASLI, sedikit terpengaruh pengetahuan luar, hal ini ditunjang dengan tempat tinggal narasumber di pedesaan dengan keterbatasan akses dan informasi. Terdapat 54 ramuan di etnis Bugis Pagatan, didominasi gejala/penyakit yang berkaitan dengan pola hidup sehat, seperti kencing manis (no. 2); kolesterol (no. 3) dan asam urat (no. 4), disusul dengan gejala/penyakit yang berkaitan dengan metabolisme yaitu penanganan darah tinggi. Selain itu terdapat juga ramuan untuk penyembuhan kanker (7 ramuan). Tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan berjumlah 44, dimana 42 berhasil diidentifikasi yang terdiri dari 42 spesies/jenis dari 25 familia. Beberapa narasumber mengalami kesulitan memperoleh tumbuhan obat sejumlah 5 jenis, karena memperolehnya dari kebun atau ladang apalagi saat musim kemarau. Namun hanya 20% yang ada usaha melestarikannya dengan menanam tumbuhan sulit tersebut