Abstract:
Perilaku manusia yang semakin tidak peduli dengan kelestarian lingkungan akan membawa dampak pada kehidupan manusia sendiri. Kebiasaan seperti membuang sampah sembarangan, membuang sampah di sungai, menebang pohon tanpa melakukan rehabilitasi, dan melakukan pembakaran hutan merupakan perilaku yang dapat merusak kelestarian lingkungan. Perilaku- perilaku masyarakat yang seperti inilah yang harus dihentikan untuk menjaga kelestarian lingkungan agar lingkungan tidak semakin rusak.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberi pemahaman yang baik tentang lingkungan terhadap setiap individu, diantaranya melalui lembaga pendidikan formal atau melalui sekolah. Sebagai institusi pendidikan, sekolah diharapkan mampu memberi kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan lingkungan hidup kepada peserta didik sehingga akan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi yang dilakukan oleh sekolah, khususnya yang berada di bantaran sungai Kota Banjarmasin untuk membentuk sikap kewarganegaraan ekologis siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik wawacara, kuesioner, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan Teknik analisis model interaktif dari Miles dan Hubberman.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang berdekatan dengan sungai di Kota Banjarmasin. Sekolah yang terpilih menjadi sampel adalah SDN Alalak Utara 1, SDN Alalak Utara 2, SDN Sungai Miai 5, SDN Sungai Lulut 3 dan SDN Pangambangan 10. Sedangkan untuk SMP adalah SMP Negeri 29, SMP Negeri 13, SMP Negeri 15 dan SMP Negeri 32.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kewaganegaraan ekologis siswa di Kota Banjarmasin pada jenjang Sekolah Dasar adalah: sangat baik 9%, baik 54%, tidak baik 36% dan sangat tidak baik 1%. Untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama adalah: sangat baik 1%, baik 39%, tidak baik 36% dan sangat tidak baik 24%.
Peran sekolah dalam membentuk kewarganegaraan ekologis yaitu: guru dan tenaga kependidikan menjadi contoh bagi siswa, melaksanakan program Jum’at bersih dan Jum’at sehat setiap minggu yang wajib dikuti oleh semua warga sekolah, mengintegrasikan melalui bidang studi, meminta siswa untuk mencek kebersihan ruang kelas sebelum pembelajaran dimulai, mewajibkan pedagang di lingkungan sekolah untuk menyediakan pembungkus kerta atau daun, melakukan kerjasama dengan Forum Komunitas Hutan (FKH) dan memberikan apresiasi kepada siswa dengan melakukan pemilihan duta kebersihan setiap tahun.