Abstract:
Penampungan air hujan digunakan untuk mengumpulkan air hujan yang salah satunya berasal dari atap bangunan dan dimanfaatkan sebagai salah satu suplai air bersih. Air hujan yang telah ditampung dalam suatu wadah yang telah didesain sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan dalam menerapkan protokol kesehatan yaitu untuk keperluan cuci tangan sebagai salah satu usaha mencegah penyebaran covid-19. Data penelitian dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan yaitu data luas atap yang diperoleh dengan pengukuran langsung, data kebutuhan air cuci tangan didapatkan dari penyebaran kuisioner yang dilakukan di Pasar Bauntung Banjarbaru, data ukuran tandon yang diperoleh dari perhitungan kebutuhan tandon, dan data sampel penggunaan air cuci tangan yang didapatkan dari penurunan volume air cuci tangan pengunjung.
Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan yaitu data pengunjung pasar yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, dan data curah hujan selama 20 tahun.
Berdasarkan analisis kebutuhan cuci tangan di pasar Bauntung Banjarbaru pengunjung rata-rata mencuci tangan sebanyak 5 kali per hari dan dengan rata-rata volume penggunaan air sebanyak 0,6 liter dalam 1 kali cuci tangan. Dengan selang waktu 3 hari tidak hujan kebutuhan cuci tangan rata-rata dan maksimum sebesar 11,4\ m^3 dan 26,68 m^3. selang waktu 6 hari tidak hujan kebutuhan cuci tangan rata-rata dan maksimum
sebesar 22,87 m^3 dan 53,35 m^3. Perhitungan tersebut kemudian dihasilkan perkiraan volume air yang dapat ditampung dari atap Pasar Bauntung Banjarbaru sebesar 21,11 m^3. Dengan asumsi kapasitas tandon penampungan sebesar 1,2\ m^3, disimpulkan bahwa tandon yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan cuci tangan sebagai bentuk usaha pencegahan covid-19 dalam selang waktu 3 hari tidak hujan adalah 10 sampai 22 tandon dan untuk memenuhi kebutuhan cuci tangan sebagai bentuk usaha pencegahan covid-19 dalam selang waktu 6 hari tidak hujan adalah 19 sampai 44 tandon.