Abstract:
Kawasan Sakkok di Singkawang dikenal sebagai penghasil keramik tradisional cina. Keramik-keramik tersebut dihasilkan melalui proses pembakaran pada sebuah tungku pembakaran tertutup yang disebut dengan Tungku Naga. Tungku Naga merupakan hasil teknologi dan budaya yang dibawa para imigran cina daratan, Tungku Naga yang masih aktif digunakan saat ini hanya tersisa di Singapura dan Sakkok Singkawang. Kota Singkawang berstatus sebagai Kota Pusaka Indonesia, sehingga kota ini diwajibkan untuk memberdayakan pusaka-pusakanya. Hal ini didukung oleh warga Kota Singkawang, salah satunya adalah pengrajin-pengrajin di Kawasan Tungku Naga. Sehingga permasalahan arsitektur yang diangkat dalam perancangan ini adalah ”Bagaimana rancangan kawasan Tungku Naga yang memaksimalkan potensi Cultural Heritage (Pusaka Budaya) dalam rangka melestarikan Tungku Naga dan Industri Keramik Tradisional Cina?”. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adapun metode yang akan digunakan adalah Revitalisation Thinking. Revitalisation Thinking merupakan suatu metode penyelesaian masalah berbasis pada revitalisasi yang akan dilakukan secara bertahap, untuk memaksimalkan rancangan desain. Adapun konsep yang digunakan adalah Cultural Heritage Tourism yang edukatif, rekreatif dan berkelanjutan agar kawasan Tungku Naga yang mampu memaksimalkan potensi Cultural Heritage (Pusaka Budaya) melalui pengembangan potensi pariwisata dalam rangka melestarikan Tungku Naga dan Industri Keramik Tradisional Cina di Singkawang, Indonesia dan Asia Tenggara