Description:
Pesatnya aksi perlindungan lingkungan sebagai reaksi bahwa planet bumi telah mencapai tingkat polusi jenuh yang sangat tinggi telah memunculkan filosofi baru yang diberi label "hijau". Berbagai inisiatif ramah lingkungan yang diluncurkan oleh organisasi untuk mengatasi masalah pengelolaan lingkungan menunjukkan bahwa sudah ada model awal dan peluang untuk mengembangkan model MSDM strategis sebagai satu respon organisasi terhadap degradasi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan, motivasi, peluang dan pengelolaan sumber daya manusia berwawasan lingkungan lahan basah Penelitian ini memberikan perhatian terhadap masalah yang ingin diteliti yaitu bagaimana teori tentang MSDM hijau saat diterapkan oleh kelompok sosial pada industi pariwisata berbasis sungai saat ini. Structural Equation Modelling (SEM) terhadap 250 sampel digunakan untuk menganalisis dan mengumpulkan elemen praktik Sumber Daya Manusia yang tergolong praktek hijau dan untuk memetakan bidang studi lebih lanjut. Hasil penelitian ditinjau berdasarkan hasil peluang memiliki estimasi tertinggi (0,310), disusul kemampuan (0,212) dan motivasi (0,142). Demikian, karyawan memiliki pemahaman terhadap pengelolaan sumber daya manusia berwawasan lingkungan lahan basah. Hal ini dibuktikan dari tiga komponen, yaitu: 1) Karyawan menyiapkan peluang terhadap lingkungan kerja untuk mendukung pengelolaan sumber daya manusia berwawasan lingkungan lahan basah; 2) Karyawan termotivasi untuk melakukan apa yang mereka cita-citakan dan kompensasi yang cukup untuk kinerja mereka; dan 3) Kemampuan karyawan untuk melakukan sesuatu berdasarkan keterampilan dan keahlian yang dimiliki. Adapun masukan terhadap hasil penelitian untuk stakeholder adalah wawan sumber daya manusia yang pro dengan kepentingan lingkungan tidak hanya menjadi tanggungjawab pengelola destinasi wisata. Diperlukan check and balancing melalui kegiatan evaluasi yang dilakukan secara berkala oleh Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin. Dengan demikian, kinerja dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam mengelola dan mempromosikan menjadi lebih baik. Adapun hambatan internal untuk pengembangan kemampuan organisasi yang menghubungkan teori AMO yang mapan dengan pengelolaan sumber daya manusia berwawasan lingkungan lahan basah harus diubah menjadi OAM.