Abstract:
Optimalisasi produktivitas lahan basah dengan integrasi pemeliharaan unggas dan ikan merupakan strategi yang
diusulkan, dalam percobaan ini itik alabio (Anas plathyrinchos Borneo) dengan kepadatan kandang berbeda dan ikan nila
(Oreochromis niloticus). dipelihara dalam kolam di bawah kandang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat
kepadatan kandang terhadap kuantitas, kualitas telur itik alabio dan pertumbuhan ikan nila. Rancangan percobaan ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan tiga perlakuan dan 4 kali ulangan, jumlah itik yang digunakan adalah
72 ekor. Itik diberi pakan dan minum sesuai standar, demikian pula ikan nila diberi pakan pelet sesuai kebutuhan. Perlakuan
penelitian adalah tingkat kepadatan setiap petak dalam kandang slat/panggung masing berukuran 2x1 m2
, di atas kolam ikan
masing-masing berukuran 4x3m2
, Perlakuan-1 (R1): kepadatan 3 ekor/kandang, Perlakuan-2 (R2) kepadatan 6 ekor/kandang,
Perlakuan-3 (R3) kepadatan 9 ekor/kandang. Dalam kolam di bawah kandang dipelihara ikan nila dengan ukuran panjang awal
3-5 cm/ekor. Produksi dan kualitas telur, demikian juga dengan kemampuan hidup dan pertumbuhan ikan nila diamati selama 2
bulan. Dari analisis data menunjukan bahwa adanya pengaruh kepadatan kandang terhadap produksi telur (% duck-day), tetapi
kepadatan kandang tidak berpengaruh terhadap parameter kualitas telur (berat telur, indeks bentuk telur, persentase kerabang,
indeks putih telur, indeks kuning telur, dan haugh unit), juga terhadap pertumbuhan ikan nila di dalam kolam. Persentase
produksi telur Perlakuan R1 (77,53%) lebih tinggi dibandingkan perlakuan R2 (55,00%) dan perlakuan R3 (59,73%).
Pertumbuhan ikan nila normal dan cukup pesat, berat mutlak yang dicapai selama pemeliharaan 2 bulan mencapai 128,30 –
130,07 g/ekor. Pemeliharaan iItik alabio dan Ikan nila potensial dapat di integrasikan secara terpadu di lahan rawa.