Abstract:
Buku ini adalah hasil penelitian penulis yang mendalami tentang wacana-wacana terkait kecantikan perempuan pada masyarakat Banjar beserta dinamikanya. Buku ini juga akan memaparkan tentang hasil penelitian sebagai berikut : pertama, bagi perempuan Banjar konsep cantik dimaknai dalam dua makna yaitu: (1) kecantikan fisik (outer beauty) yang mempunyai makna yaitu kecantikan lahiriah (profan beauty) yaitu kecantikan yang tampak berupa kulit yang bersih dan bersinar dan kecantikan ilahiyah (sacred beauty) sebagai kecantikan yang tersembunyi (unseen beauty) yang berasal dari Dzat yang Maha Kuasa yang dapat dipancarkan dengan berbagai mantra atau doa. Perawatan kecantikan dilakukan dengan perawatan kecantikan khas Banjar yaitu bapupur, baratus, batimung dan balulur dengan diringi oleh pembacaan mantra atau doa. (2) kecantikan batin (innerbeauty) berupa ketaatan Mereka terhadap ajaran agama dan berperilaku yang baik dan santun yang didapat melalui pendalaman agama dan senantiasa menjaga etika dalam kehidupan keseharian Mereka.
Kedua, berdasarkan relasi perempuan dan laki-laki dalam keluarga, perempuan Banjar terbagi ke dalam tiga posisi yaitu: perempuan yang tersubordinasi, setara dan super ordinasi. Perbedaan posisi perempuan berimplikasi terhadap perbedaan pemaknaan perawatan kecantikan. Bagi perempuan yang setara dan super ordinasi, perawatan kecantikan sebagai sebuah kesenangan sedangkan bagi perempuan yang tersubordinasi, perawatan kecantikan didedikasikan untuk suami mereka dan menjadikannya sebagai modal untuk meningkatkan posisi tawar mereka terhadap suami mereka.
Description:
Bungas: Ethnobeauty Perempuan Banjar adalah sebuah buku hasil penelitian Disertasi oleh Tutung Nurdiyana yang akan memaparkan tentang konsep kecantikan etnis pada masyarakat Banjar beserta dinamikanya. Buku ini diterbitkan oleh Lambung Mangkurat University Press pada Februari 2023. Buku ini juga diharapkan akan membuka wacana tentang kearifan lokal yang dimiliki oleh Masyarakat Banjar yang masih dilestarikan dan bahkan dikembangkan oleh masyarakatnya hingga saat ini, dimana literatur terkait ethnobeauty perempuan Banjar ini masih sangat minim dan bahkan secara tertulis sulit untuk menemukan hal terkait.