Abstract:
Akar manuran (C. tomentosa) secara empiris digunakan sebagai antimalaria oleh masyarakat desa Sungai Buah Kotabaru Kalimantan Selatan. Akar C. tomentosa mengandung berbagai senyawa kimia, adanya senyawa kimia yang bersifat non polar seperti antrakuinon, flavonoid, dan terpenoid dapat memberikan aktivitas antimalaria. Senyawa kimia yang bersifat non polar dipisahkan dari senyawa kimia lainnya menggunakan metode fraksinasi dengan n-heksana dan akuades. Aktivitas antiplasmodium pada fraksi n-heksana dan fraksi larut air akar C. tomentosa diuji secara in vitro dengan metode penghambatan polimerisasi hem dan diukur dengan nilai IC50. Klorokuin difosfat sebagai kontrol positif. DMSO 10% dan akuades digunakan sebagai kontrol negatif. Perbedaan signifikan antara nilai IC50 senyawa uji dan kontrol positif dianalisis dengan independent sample t-test taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan persentase penghambatan polimerisasi dari fraksi n- heksana akar C. tomentosa dengan konsentrasi 5; 2,5; 1,25; 0,625; 0,3125 mg/mL secara beturut-turut yaitu 98,54; 94,60; 92,41; 85,87; 63,69%. Nilai IC50 polimerisasi hem fraksi n-heksana yaitu 0,15 ± 0,01 mg/mL, fraksi larut air yaitu 1,970 ± 1,38 mg/mL, dan klorokuin difosfat yaitu 4,02 ± 0,63 mg/mL. Hasil analisis dengan independent sample t-test menyatakan tidak terdapat perbedaan yang siginfikan antara keduanya dengan nilai signifikansi sebesar 0,073. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fraksi n-heksana akar C. tomentosa memiliki potensi yang sebanding dengan klorokuin untuk menghambat 50% polimerisasi hem.