Abstract:
Alabio merupakan itik petelur unggul yang berasal dari Alabio, Kalimantan Selatan. Program pemerintah menyilangkan itik Alabio dengan rumpun itik lain untuk menghasilkan itik hibrida komersial ternyata diikuti oleh peternak, di mana peternak melakukan persilangan secara tidak terarah, tidak terencana dan dilakukan di daerah sumber bibit itik Alabio. Hal ini berakibat menurunnya mutu bibit itik, semakin sedikitnya jumlah peternak itik Alabio, serta menurunnya kualitas produk itik Alabio, terutama telur asin. Untuk menjaga kelestarian dan tetap terpeliharanya kemurnian itik Alabio di daerah sumber bibit, maka perlu dilakukan edukasi kepada peternak mengenai potensi itik Alabio sebagai sumber plasma nutfah lokal yang bernilai jual tinggi. Tujuan kegiatan iniadalah melakukan edukasi peternak agar tidak melakukan persilangan itik Alabio secara tidak terkontrol dan tidak terencana sehingga kemurnian genetik itik alabio dapat dipertahankan. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui observasi, wawancara dan Focus Group Discussion dengan Kelompok Peternak Itik Harapan Bahagia di Desa Murung Asam, Alabio, Kabupaten HSU. Identifikasi isu memperlihatkan bahwa berkurangnya populasi itik Alabio disebabkan tidak tersedianya bibit yang baik, harga bibit itik Alabio lebih mahal dibanding rumpun itik lain, serta ukuran telur yang lebih kecil. Meskipun demikian diketahui juga keunggulan itik Alabio, yaitu tahan terhadap penyakit flu burung, daya simpan telur lebih lama, masa produksi telur lebih panjang dan rasa daging yang lebih gurih. Disimpulkan bahwa menjaga kemurnian itik Alabio murni sangatlah penting karena itik Alabio selalu dipergunakan sebagai tetua dalam persilangan dengan rumpun itik lain. Upaya pelestarian itik Alabio dapat dilakukan antara lain dengan penghapusan subsidi harga bibit itik hibrida yang dihasilkan BPTU, penggunaan bahan pakan lokal dalam ransum, serta adopsi teknologi untuk peningkatan kualitas produk itik Alabio.