Abstract:
Penyembuhan luka dipengaruhi oleh adanya infeksi bakteri, salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada luka adalah Escherichia coli dan Staphilococcus aureus. Getah batang daun pohon yodium (Jatropha multifida Linn.) diduga sebagai antibakteri pada luka. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya efek antibakteri getah batang daun pohon yodium terhadap E. coli dan S. aureus secara in vitro dan mengetahui konsentrasi efektif getah batang daun pohon yodium dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. Aureus secara in vitro dibandingkan dengan Betadine® solusio. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan pada 7 kelompok kultur E. coli ATCC 25922 dan 7 kelompok kultur S. aureus ATCC 25923, terdiri dari kelompok perlakuan larutan getah batang daun pohon yodium pada konsentrasi 10%, 30%, 50%, 70%, dan 90%, satu kelompok aquades steril sebagai kontrol negatif, dan satu kelompok mendapat Betadine® solusio (povidon-iodin 10%) sebagai kontrol positif. Metode uji aktivitas antibakteri yang digunakan adalah metode Kirby Bauer. Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa larutan getah batang daun pohon yodium memiliki aktivitas antibakteri yang bermakna terhadap E. coli secara in vitro mulai konsentrasi 10%, dan aktivitas antibakteri mulai konsentrasi 30% memberikan zona radikal yang berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol positif. Sedangkan pada bakteri Staphilococcus aureus hasil analisis statistiknya menunjukkan bahwa larutan getah batang daun pohon yodium memiliki aktivitas antibakteri yang bermakna terhadap S. aureus secara in vitro mulai konsentrasi 10%, dan aktivitas antibakteri konsentrasi 70% memberikan zona radikal yang menyamai aktivitas antibakteri dari kontrol positif. Dapat disimpulkan bahwa larutan getah batang daun pohon yodium mempunyai efek antibakteri terhadap E. coli secara in vitro dengan konsentrasi efektif minimal 30% dan larutan getah batang daun pohon yodium mempunyai efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro dengan konsentrasi efektif minimal 70%.