Abstract:
Kemampuan berpikir kritis tidak mudah dan tidak langsung dimiliki oleh siswa karena untuk melatih kemampuan tersebut perlu latihan terbimbing dari guru. Oleh karena itu, guru memerlukan model pembelajaran yang berpusat pada siswa serta inovatif guna menunjang pembelajaran yang menarik dan aktif bagi siswa. Discovery learning adalah satu dari beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk kemampuan tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk (1) mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam penerapan model discovery learning, (2) mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung, (3) menganalisis bahwa adanya pengaruh dari penerapan model discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan desainnya adalah Nonequivalent Group Posttest Only Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang ada di SMP Negeri 31 Banjarmasin yaitu sebanyak 178 orang. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga diperoleh kelas VII A sebagai kelas eksperimen yang menerapkan model discovery learning dan kelas VII C sebagai kelas kontrol menerapkan model pembelajaran langsung. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa (1) kemampuan berpikir kritis siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung berada pada kategori sangat rendah, (2) kemampuan berpikir kritis siswa dalam penerapan model discovery berada pada kategori sangat rendah, (3) terdapat pengaruh penerapan model discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Kata kunci: kemampuan berpikir kritis, model discovery learning.