Abstract:
Hubungan antara hutan dan masyarakat Suku Dayak Pegunungan Meratus membentuk suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Secara turun temurun kehidupan masyarakat di sekitar hutan secara langsung maupun tidak langsung sangat bergantung pada hutan. Selain sebagai penyedia bahan pangan, hutan juga dapat memberi penghasilan tambahan yaitu dari hasil hutan non-kayu seperti ikan, damar, gaharu, rotan, madu dan lain-lain. Mengingat peran hutan yang sangat strategis tersebut maka dari waktu kewaktu masyarakat selalu mengelola dan mengembangkan hutan dengan baik. Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah dengan cara membangun kebun hutan (forest gardens).Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji pengelolaan kebun hutan sebagai teknologi praktis dalam upaya konservasi air dan energi pada masyarakat Suku Dayak Pegunungan Meratus. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan mixed methodology atau metode model campuran dengan memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam perbedaan tahap-tahap proses penelitian. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kebun hutan yang terdapat di Pegunungan Meratus memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi seperti adanya kelompok kebun buah, kebun karet campuran, kebun kemiri, kebun rotan, kebun sintuk. Kelompok-kelompok kebun hutan tersebut memiliki peran ekologis yang nyata dalam mengkonservasi sumber-sumber mata air yang terdapat pada Sub Das Amandit. Begitu pula dengan kebutuhan energi rumah tangga masyarakat yang dapat terpenuhi dari kayu bakar yang berasal dari kebun hutan yang ada.