Abstract:
Siswa pada saat sekarang ini sudah seharusnya memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Akan tetapi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masih kurang hal ini dikarenakan masih banyak siswa kurang menguasai konsep dasar materi yang diajarkan guru, dan masih kurangnya kesadaran siswa untuk belajar matematika. Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah diperlukan agar kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dapat berkembang. Salah satu model pembelajaran berbasis masalah adalah Means Ends Analysis (MEA). Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VII SMP Negeri 13 Banjarmasin yang pembelajarannya mengaplikasikan model pembelajaran MEA, (2) mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 13 Banjarmasin yang pembelajarannya mengaplikasikan pembelajaran konvensional dalam berpikir tingkat tinggi, dan (3) mengetahui pengaruh model pembelajaran MEA terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VII SMP Negeri 13 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain nonequivalent posttest-only control .Populasi pada penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 13 Banjarmasin dengan sampel yang diambil dengan teknik purposive random sampling. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi serta tes. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa (1) siswa yang belajar dengan mengaplikasikan model pembelajaran MEA kemampuan berpikir tingkat tingginya berada pada kualifikasi cukup, (2) siswa yang belajar dengan mengaplikasikan model pembelajaran konvensional kemampuan berpikir tingkat tingginya berada pada kualifikasi kurang, dan (3) model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) berpengaruh pada kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.