Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran masyarakat di secara sosial
budaya; Mengidentifikasi bentuk skill sosial masyarakat Mengidentifikasi capacity building yang dikembangkan masyarakat pinggiran sungai, Menganalisis faktor mempengaruhi dalam penguatan skill sosial berbasis capacity building masyarakat pinggiran sungai di kota Banjarmasin. dikategorikan lahan basah. penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. juga bisa dikatakan pendekatan yang berbasis capacity building, karena dari penguatan skil sosial berbasis capacity building merupakan salah satu inovasi dalam pembangunan masyarakat,
terutama pada masyarakat pingggiran sungai dan hal ini sesuai dengan 4 (empat) bidang prioritas unggulan Universitas Lambung Mangkurat yaitu bidang pertanian dan lahan basah, sains dasar dan kesehatan, rekayasa dan teknologi, dan sosial humaniora, yang selanjutnya terurai ke dalam 10 (sepuluh) bidang fokus, dan salah satu diantaranya adalah inovasi pendidikan dan pembelajaran (RIP LPPM ULM, 2016-2020) Penelitian ini disebut deskriptif kualitatif. Teknik penentuan informannya adalah teknik purposive sampling. Hasil Penelitian dalam konteks Pembangunan nilai-nilai budaya sungai yang relevan dan kontekstual memiliki arti penting bagi skill sosial (keterampilan sosial) masyarakat berbasis capacity building, jika dilihat dari sudut pandang budaya masyarakat pinggiran sungai. Dan juga terlihat skill sosial (keterapilan sosial) pada masyarakat setempat yang bertempat tinggal di pinggiran sungai martapura kota Banjarmasin. Masyarakat dapat memanfaatkan sungai sebagai alat untuk menumbukan skill sosial yang tinggi dimana tumbuhnya rasa
kekeluargaan yang melahirkan berkerjasama dengan gotong-royong antara masyarakat
dalam membuat jala atau keramba ikan. faktor lain yang mempengaruhi dalam penguatan skill sosial berbasis capacity building masyarakat pinggiran sungai di kota Banjarmasin ini merupakan reflekasi budaya sungai orang Banjar, yang dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan, gotong royong dan kerjasama dengan baik sehingga melahirkan skill sosial berbasis capacity building antara masyarakat, pemilik tambak ikan yang satu dengan yang lainya saling tolong-menolong dalam melakukan pekerjaan mereka untuk mempertahankan keterampilan sosial yang mereka miliki pada kearifan lokal masyarakat.