Abstract:
ABSTRAK–Kekeringan merupakan kondisi lahan di suatu daerah yang mengalami kekurangan pasokan air
dalam jangka panjang, mulai dari beberapa bulan hingga tahun. Kesatuan Hidrologis Gambut merupakan
kesatuan ekosistem gambut yang sangat penting dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Kalimantan
Selatan memiliki ekosistem gambut yang harus dilindungi, sehingga kerusakan lahan gambut akibat kekeringan
dapat diminimalisir. Penelitian untuk menganalisis tingkat kekeringan lahan gambut berdasarkan data citra
Landsat 8 OLI/TIRS dan data KHG. Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan dalam
penelitian ini untuk menggambarkan kondisi lahan dalam bentuk pemetaan. Citra Landsat 8 OLI/TIRS yang
digunakan adalah citra perekaman tahun 2015 dan 2018 dengan 3 parameter yaitu: curah hujan TRMM, indeks
vegetasi (NDVI) dan suhu permukaan tanah (LST) yang menghasilkan tingkat kekeringan TVDI. TVDI dibagi
menjadi 5 kelas: basah, agak basah, normal, agak kering, dan kering. Hasil pengolahan data dalam penelitian ini
adalah peta tingkat kekeringan lahan gambut di Kalimantan Selatan yang memiliki TVDI tahun 2015 = (LST - (-
2,46 * NDVI + 23,57)) / (57,02-6,07 * NDVI) dengan tingkat kekeringan basah 179.095,55 hektar, tingkat kekeringan
agak basah 45.130,09 hektar, tingkat kekeringan normal 12,02 hektar, tingkat kekeringan agak kering 1,47 hektar.
TVDI tahun 2018 = (LST - (- 2,16 * NDVI + 23,68)) / (60,53-7,47 * NDVI) dengan tingkat kekeringan basah
194.798,46 hektar, tingkat kekeringan agak basah 46.042, 39 hektar, tingkat kekeringan normal adalah 14,02
hektar, tingkat kekeringan agak kering 5,99 hektar, dan tingkat kekeringan 4,57 hektar.
Kata Kunci: Kesatuan Hidrologi Gambut, Sistem Informasi Geografis, Indeks Vegetasi (NDVI), Suhu
Permukaan Tanah (LST), Tingkat Kekeringan TVDI