Abstract:
Seorang guru sebagai tenaga profesional berhak memperoleh penghasilan di atas
kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Tujuan penelitian adalah
mendeskripsikan persebaran kinerja guru di daerah terpencil, proses penyaluran insentif guru di daerah terpencil, dan menentukan strategi pemberian insentif untuk meningkatkan kinerja guru di daerah terpencil. Penelitian ini menggunakan pendekatan survey. Populasi penelitian adalah SD yang berlokasi di daerah terpencil Kabupaten Banjar dan sampel penelitian adalah 78 guru PNS, 60 guru Non PNS, dan 35 kepala SD daerah terpencil di kecamatan Aluh-aluh, Aranio, Paramasan, Sungai Pinang, dan Telaga Bauntung. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi, angket, dan wawancara. Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan: (1) persebaran kinerja guru daerah terpencil sebagian di atas nilai rata-rata propinsi Kalimantan Selatan (53,15) dan sebagian di bawahnya karena kurang memahami kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Nilai kinerja guru sedikit meningkat dipengaruhi lama mengajar, kedekatan daerah asal,
pemberian insentif dan nominal insentif; (2) sebagian besar guru terutama guru non PNS
merasa penghasilan belum mencukupi kebutuhan hidup di daerah terpencil, dikarenakan
mahalnya biaya hidup, biaya transportasi, dan akses jalan sulit dilalui; (3) mekanisme
pemberian insentif dari pusat dan propinsi lewat rekening dan insentif kabupaten diambil
langsung ke dinas pendidikan