Abstract:
IbM Kerajinan Kain Perca di Kelurahan Sekumpul Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan
Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari: Yuli Apriati, Rochgiyanti, dan Alfisyah.
Dominasi masyarakat Indonesia yang berjenis kelamin perempuan merupakan hal yang semestinya menjadi perhatian penuh berbagai pihak. Para kaum perempuan atau masyarakat usia kerja yang masih menganggur dapat diberikan suatu pelatihan agar bisa memberi penghasilan untuk kehidupannya. Ketrampilan Kerajinan Kain Perca (patchwork quilt) adalah alternatif sangat baik untuk dikembangangkan kepada masyarakat berpendidikan dan berpenghasilan rendah, dikarenakan kerajinan kain perca di samping memiliki nilai ekonomi, juga sangat diminati oleh berbagai kalangan dan dapat dikembangkan di daerah-daerah dengan melibatkan potensi SDM daerah sehingga menjadi suatu produk yang kompetitif. Oleh karena itu agar para perempuan tersebut dapat memiliki keterampilan yang memiliki nilai ekonomi maka perlu kiranya diberikan bekal keterampilan melalui pelatihan pembuatan kerajinan khususnya yang berbahan dasar kain perca yang hampir dimiliki setiap rumah tangga.
Dalam rangka ambil bagian dalam proses pembangunan khususnya pemberdayaan perempuan maka Tim Pengabdi Universitas Lambung Mangkurat melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui kegiatan belajar keterampilan hidup (life skill education) berupa pengolahan kerajinan dari kain perca dengan target sasaran para perempuan khususnya ibu-ibu jamaah pengajian Ar-Rahmah di Kelurahan Sekumpul Kabupaten Banjar. Kain perca sendiri cukup mudah didapatkan di Sekumpul karena di wilayah ini terdapat sekitar 10 usaha jahitan. Sementara itu di wilayah ini cukup banyak perempuan yang telah memiliki keahlian menjahit tangan khususnya yang tergabung dalam pengajian Ar-Rahmah.
Kegiatan ini diikuti oleh para ibu jamaah pengajian sebanyak 50 orang dengan cukup antusias terlihat dari prosentase kehadiran yang mencapai 100%. Kegiatan ini juga cukup berhasil meningkatkan keterampilan ibu-ibu dalam mengolah kain perca menjadi produk yang memberi nilai ekonomis berupa bross. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah adanya kesenjangan usia di antara peserta dimana usia diatas 50 tahun cenderung lambat dalam pengerjaan dan kurang teliti.