Abstract:
Pendidikan adalah salah satu jenjang yang memiliki berbagai perangkat dan prasyarat bagi siapa saja yang mengikuti pendidikan di dalamnya. Salah satu prasyarat yang mengemuka adalah adanya kewajiban bagi peserta didik untuk membuat penugasan pribadi melalui penelitian, pembuatan makalah, dan pembuatan karya tulis lainnya. Untuk itu, diperlukan kemampuan untuk melakukan metodologi penelitian baik yang bersifat metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif maupun metode penelitian tindakan kelas. Kemampuan tersebut sangat inheren dengan Visi Pendidikan Nasional Indonesia yang berkeinginan untuk membentuk insan akademis. Selain itu, kemampuan metodologi yang baik akan mendorong kearah peningkatan kualitas karya ilmiah disertai temuan yang dikembangkan melalui metode standar dalam ilmu pengetahuan. Sebagai stakeholder, guru harus menguasai metode penelitian khas yang disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK) itu. Dengan adanya PTK, guru tidak hanya diharuskan memiliki pengetahuan dasar tentang metode penelitian, namun juga mewajibkan untuk memiliki pengetahuan tentang metode pembelajaran untuk meningkatkan antusiasme siswa. Selain hal tersebut, diberlakukannya Kurikulum 2013 mendorong murid untuk menghasilkan karya yang merupakan hasil observasi siswa dari kehidupannya sehari-hari tersebut. Perpaduan dari dua hal tersebut dirasa penting oleh Tim Pengabdian untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah untuk Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Berbasis Lingkungan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan”. Pelatihan penulisan karya tulis ilmiah tersebut dihadiri oleh kurang lebih 20 guru yang dipusatkan di Madrasah Ibtidaiah Nurul Fata I di Jalan Pekapuran Banjarmasin. Dalam pelatihan tersebut, guru-guru mendapatkan materi tentang Dasar-dasar Penelitian, Macam-macam Karya Tulis Ilmiah, Format Penulisan Karya Tulis Ilmiah, dan Masyarakat dan Kebudayaan Sungai. Selama pelatihan, guru-guru menunjukkan antusiasme terhadap tema-tema apa saja dalam masyarakat lahan basah yang dapat digali dan dituangkan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Guru-guru dapat menformulasikan kearifan lokal masyarakat lahan basah dan menuangkannya kedalam bahan ajar yang dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar mengingat ternyata tema tersebut sangat familiar dengan kehidupan siswa.
